
Amanat.id – Lomba Bahtsul Kutub pada Orientasi Olahraga, Seni, Ilmiah dan Keterampilan (Orsenik) 2019 berakhir setelah Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) diumumkan sebagai juara, Jum’at, (20/09/2019).
Namun, kompetisi yang berlangsung di Gedung Q, Kampus II UIN Walisongo itu dinilai juri dan panitia pelaksana lomba masih perlu pembenahan.
Seperti yang dikatakan oleh salah satu juri Zaim Ahya, menurutnya perlu ada peningkatan dalam hal pendalaman dialektika sosial, khazanah klasik, dan data-data riset. Untuk itu, Zaim menyarankan peserta tidak berhenti sampai di kegiatan Orsenik saja, tapi terus berperoses untuk meningkatkan kualitas intlektual.
“Kedepan teman-teman ini diarahkan masuk UKM atau organisasi yang dapat meningkatkan daya kapasitas intlektual mereka,” tambahnya.
Hal itu selaras dengan Ketua Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW), Sareadi sebagai UKM yang membidani lomba tersebut. Ia ikut merasakan kurangnya referensi khazanah klasik yang digunakan para peserta, sehingga membuat mereka gagal menampilkan gagasan keilmuannya.
“Karena memang Bahtsul Kutub ini, salah satu referensi utamanya adalah dari khazanah keilmuan Islam klasik. Walaupun bisa juga dari seluruh referensi yang dapat dipertanggungjawabkan,” ungkapnya.
Apalagi, lanjut Sareadi, salah satu cita-cita UIN Walisongo menjadi lembaga riset terdepan. Seharusnya, penanggungjawab dari fakultas harus lebih maksimal dalam mempersiapkan kadernya untuk mengikuti ajang kontestasi itu, agar nantinya lebih mudah melakukan tindak lanjut terhadap mereka untuk bisa bersaing dengan universitas lain.
“Sayang sekali jika hanya sebagai ajang gengsi-gengsian antar fakultas saja,” pungkasnya.
Reporter: Riduwan