• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Selasa, 8 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Perlunya Edukasi Sampah Sejak Dini

Indonesia menjadi negara dengan urutan nomor dua penyumbang sampah plastik dunia. Tahun 2018 sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton pertahun.

Mohammad Iqbal Shukri by Mohammad Iqbal Shukri
6 tahun ago
in Artikel
0

Baca juga

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Sampah menjadi salah satu problem tahunan yang tak kunjung selesai. Dari tahun ke tahun peningkatan jumlah sampah selalu terjadi. Hal ini dipengaruhi oleh minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perhatian terhadap pengelolaan sampah. Meskipun pemerintah sudah membuat beberapa kebijakan tentang larangan aktivitas membuang sampah sembarangan, upaya pemerintah tersebut akan bersifat nihil jika dalam penerapannya masyarakat masih melanggar aturan itu.

Kita semua pastinya sudah mafhum dampak yang dihasilkan dari kebiasaan membuang sampah sembarangan begitu besar. Seperti lingkungan sudah tak ramah lagi bagi kehidupan makhluk hidup sekitar. Sungai, dan laut yang tercemar akan sampah menimbulkan ekosistem hewan laut terancam.

Tersumbatnya aliran sungai akibat menumpuknya sampah di sepanjang sungai Kawasaki padat penduduk hingga akhirnya air sungai meluap pada pemukiman Roman warga, terjadilah banjir. Dari fenomena tersebut yang dirugikan siapa? Dampak negatif tersebut atas dasar ulah siapa? Ya, jawabannya tepat masyarakat itu sendiri. Jadi sudah selayaknya masyarakat harus menyadari akan pentingnya perhatian terhadap sampah ini. Dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri.

Banjir yang terjadi di kota-kota besar padat penduduk seperti Jakarta misalnya, sudah menjadi agenda tahunan yang menimbulkan ke khawatiran tersendiri bagi penduduk setempat, tatkala musim penghujan tiba. Mereka sudah harus siap dengan apa yang terjadi, dari banjir, lenyapnya barang pribadi, hingga kesehatan masyarakat pun juga menjadi sebuah ancaman.
Memang, bencana banjir tersebut sangat tidak diharapkan oleh masyarakat.

Namun jika ditelisik lebih mendalam problem sampah ini tak luput dari peran masyarakat itu sendiri. Dalam upaya mengentaskan problem sampah ini, harus adanya sebuah upaya saling berkaitan dan penuh dukungan dari satu elemen masyarakat kepada elemen lainnya. Dari lembaga pemerintah Republik Indonesia, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan Desa, sampai RT dan RW pun harus saling menyokong untuk menumbuhkan kesadaran masyarakatnya perihal sampah.

Menurut jenisnya sampah terdiri dari dua jenis yakni sampah organik (mudah terurai) dan sampah anorganik (sulit terurai). Contoh sampah organik yaitu sisa makanan, dedaunan kering, dan sayuran buah-buahan. Sedangkan sampah anorganik seperti plastik, kaca dan kaleng.

Indonesia menjadi negara dengan urutan nomor dua penyumbang sampah plastik dunia. Berdasarkan data yang dihimpun dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 menuturkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton pertahun.

Sementara itu, menurut Riset terbaru yang dilakukan oleh Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan sebanyak 69 persen sampah berakhir pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sedangkan 7 persen sampah masuk dalam tahap daur ulang, sisanya sebanyak 24 persen sampah tidak terkelola, sementara menurut jenisnya perseverance sampah di dominasi oleh sampah organik yakni sebanyak 60 persen, kemudian sampah plastik 14 persen, diikuti sampah kertas 9 persen, metal 4,3 persen, kaca, kayu dan bahan lainnya12, 7 persen. Hal iTunes sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (25/04/2018).

Data tersebut menggambarkan jika masih sedikit sampah yang di daur ulang, serta sampah yang tidak terkelola masuk dalam tahap yang bisa mengancan Dan mencemari lingkungan dan berakibat banjir.

Budaya konservatif

Aktivitas kebiasaan membuang sampah secara sembarangan hakikatnya sudah merujuk pada budaya konservatif yang harus segera dibenahi. Adanya sebuah anggapan bahwa ketika membuang sampah ke aliran air, seperti sungai, laut adalah sebuah solusi menghilangkan jejak sampah.

Padahal kebiasaan tersebut termasuk kategori buruk, sebab membuang sampah di aliran sungai dan laut menjadikan berbagai masalah lagi yakni tercemarnya air, ekosistem sungai dan laut yang di huni oleh berbagai macam jenis makhluk hidup air menjadi terancam. Bukan dampak yang paling besar adalah terjadinya banjir akibat banyaknya sampah yang menyumbat pada aliran sungai, sehingga air meluap ke pemukiman warga.

Edukasi Kelola Sampah

Disini perlu adanya sebuah solusi yang bersifat edukatif terhadap masyarakat Indonesia. Dari pemahaman tentang pentingnya perhatian terhadap sampah, hingga pada edukasi pengelolaan sampah atau proses daur ulang sampah menjadi barang layak pakai.

Hal itu bisa di lakukan sejak sedini mungkin, seperti halnya bisa mulai diterapkan pada sebuah lembaga pendidikan seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan seterusnya. Sebab mereka adalah calon penerus bangsa ini. Nantinya terdapa berbagai macam manfaat atas digaungkannya edukasi tentang sampah sejak dini.

Pertama para pelajar atau siswa paham, sadar akan pentingnya pengelolaan sampah. Kedua timbul kreatifitas siswa untuk membuat barang yang tak terpakai menjadi barang yang bernilai dan layak pakai (penanaman sikap kreatif siswa).

Tak hanya sampai disitu saja, pada lingkungan keluarga dan masyarakat juga punya peran penting. Edukasi bukan hanya pada taraf lembaga pendidikan saja. Edukasi tingkat desa misalnya, para pemimpin Desa atau biasa disebut Kepala Desa dan jajaran pemerintah desa lainnya harus bersama-sama minimal mempunyai program khusus pengelolaan sampah. Misal pelatihan pembuatan pupuk organik, dari sampah dedaunan. Serta program daur ulang sampah lainnya. Al hasil output dari pelatihan nantinya masyarakat bisa mengelola sampah pribadi, bahkan bisa juga menjadi salah satu produk Badan Usaha Milik Desa (BUMD).

Jika sudah sampai pada taraf sebuah komunitas atau lembaga usaha masyarakat, yang di pikirkan adalah soal distribusi dari hasil kreatifitas daur ulang tersebut. Jika hal ini bisa dilakukan secara masif, bisa bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab), dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam hal distribusi. Manfaat yang didapat, dapat mengurangi angka kemiskinan, sebab masyarakatnya sudah dapat menciptakan lahan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan desa. Selain itu bisa mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi tingginya angka urbanisasi.

Ya, kita semua tahu setiap upaya dalam mengatasi suatu masalah pasti tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun sebuah upaya yang di iringi dengan kesabaran, ketekunan, dan kebersamaan gotong royong tak ada yang tidak mungkin sebesar apapun masalah yang sedang dihadapi negeri ini akan terselesaikan.

Penulis: M. Iqbal Shukri
*Tulisan ini pernah dimuat di Tribun Jateng edisi Kamis, 20 Juni 2019.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: edukasi sampahedukasi sampah sejak dinikelola sampah
Previous Post

Salah Siapa Mahasiswa Nyeleneh?

Next Post

Pukul Setengah Sembilan

Mohammad Iqbal Shukri

Mohammad Iqbal Shukri

Related Posts

ita martadinata, pemerkosaan massal 1998, penulisan ulang sejarah indonesia, tragedi 1998, fadli zon
Nasional

Ita Martadinata dan Pemerkosaan Massal 1998: Fakta yang Dirabunkan dari Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

by Redaksi SKM Amanat
29 Juni 2025
0

...

Read more
Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

18 Juni 2025
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

7 Juli 2025
Prodi Baru UIN Walisongo, Prodi UIN Walisongo, UIN Walisongo, Prodi Baru, Pembukaan Prodi Baru

Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

21 Juni 2025
Parkir Berbayar, Parkir Berbayar UIN Walisongo, Parkir UIN Walisongo, Parkir Macet, UIN Walisongo

Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

12 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah, Sejarah Indonesia, Motif Penulisan Sejarah, Kontroversi Penulisan Sejarah, Badrul Munir Chair

Dosen Hermeneutika UIN Walisongo Duga Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Sarat akan Kepentingan

14 Juni 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend