Amanat.id- Dalam rangka memperingati hari jadi ke-35, Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat akan mengadakan Dialog Publik dan Launching Bunga Rampai serta Bincang Sastra dan Launching Antologi Puisi Soeket Teki, Selasa (17/12/2019).
Acara dimeriahkan dengan pameran karya jurnalistik Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) se-UIN Walisongo, pameran fotografi, dan pameran ilustrasi tersebut akan dilaksanakan di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Acara dibuka untuk umum dan gratis. Peserta hanya perlu registrasi melalui link yang telah disediakan.
untuk pendaftaran acara Dialog Publik dan untuk pendaftaran Bincang Sastra.
Ketua Panitia Acara M. Bakhtiar Lutfi menjelaskan, acara ini sebagai bukti eksistensi dan keseriusan SKM Amanat dalam mengawasi kebijakan kampus.
“Tujuannya adalah untuk membuktikan eksistensi dan keseriusan SKM Amanat dalam mengawasi kebijakan kampus melalui launching Bunga Rampai,” ujarnya.
Sesi pertama, Dialog Publik dan Launching Bunga Rampai dengan tema “Quo Vadis Pers Mahasiswa” bersama pendiri Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Hasan Aoni, Rektor UIN Walisongo Imam Taufiq, dan aktivis ’98 Siti Alfijah, akan dimulai pukul 08.00 WIB.
Sedangkan sesi kedua, Bincang Sastra dan Launching Antologi Puisi Soeket Teki bertajuk “Wajah Puisi Hari Ini” bersama Sastrawan Semarang Goenawan Budi Santoso dan penulis Dian Nafi, akan dilaksanakan mulai pukul 19.00 WIB.
Pimpinan Redaksi SKM Amanat M. Iqbal Shukri menjelaskan, Bunga Rampai berisi reportase pilihan dari Tabloid SKM Amanat sejak tahun 1995–2019.
Berbeda dari jilid pertama,Bunga Rampai ini terdiri dari tiga topik besar, yaitu Kelembagaan, Akademik, dan Mahasiswa.
“Bunga Rampai ini terbitan yang kedua. Yang pertama berisi kumpulan artikel, sedangkan yang kedua berisi reportase pilihan,” lanjutnya.
Menurut Iqbal, Pers Mahasiswa secara tidak langsung dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Dengan cara mempertahankan karya sebagai bentuk prestasi dan eksistensi, menjadikan idealisme dan kritisme sebagai ideologi, serta bersifat independen dan objektif dalam menyuarakan kebenaran sebagai jatidiri.
“Era digital ini juga tidak bisa dipungkiri menjadi tantangan tersendiri bagi Pers Mahasiswa. Lantas, bagaimana Pers Mahasiswa menyikapinya dan mau dibawa ke mana Pers Mahasiswa?,” imbuhnya.
Tak lupa, Iqbal berharap agar Pers Mahasiswa tetap eksis dengan karya-karyanya. Sebab eksis dengan karya lebih elegan daripada eksis dengan baju organisasi, tetapi minim karya.
Di akhir wawancara Iqbal menambahkan, “Semoga di usia yang ke-35 tahun, SKM Amanat tetap menjaga kualitas karya dan mengembangkan sumber daya manusia untuk menunjang karyanya. Jangan berhenti untuk menyuarakan kebenaran dengan berdasar prinsip-prinsip jurnalisme.” imbuhnya.
Penulis: Rizkyana Maghfiroh
Reporter: Ramadhani S.W