Amanat.id- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Talkshow Kepenulisan, yang merupakan salah satu rangkaian acara Communication Festival (Comfest) 2022 dengan tema “Let’s Imagine for Creativity”. Acara dilaksanakan di Auditorium I, Lantai 2 Kampus 1 UIN Walisongo, Semarang, Kamis (27/10/2022).
Sastrawan nasional, Peri Sandi selaku narasumber utama menyebutkan bahwa karya sastra berbentuk puisi menjadi salah satu metode untuk mengkritik isu-isu dan problematika sosial.
“Bukan sekadar karya sastra, puisi juga menjadi alternatif mengkritik tanpa risiko. Bagaimana kita menguliti suatu peristiwa atau problematika, atau istilahnya speak up,” ucapnya.
Sandi menambahkan, bahwa selama ini seluruh ciptaan puisinya yang dipublikasikan ke media sosial, meskipun mengandung nilai kritikan tajam tidak pernah bermasalah.
“Keuntungan speak up yang dituangkan dalam bentuk puisi ini lebih aman, buktinya semua karya puisi saya yang ada di Instagram, Youtube, dan lain-lain tidak pernah bermasalah atau sampai di-take down,” imbuhnya.
Ia menjelaskan perlunya kesabaran dan waktu untuk menciptakan karya puisi yang bernilai kritikan tajam.
“Untuk menciptakan puisi yang isinya kritikan tajam perlu waktu dan riset yang mendalam, puisi saya ‘Mata Luka Sengkon Karta’ yang mengisahkan tragedi G30S/PKI, itu saja membutuhkan waktu dua tahun untuk mengumpulkan data, apalagi kasus ini udah lama,” jelasnya.
Sandi turut menceritakan sekelumit inspirasi di balik pemilihan judul puisi tersebut.
“Mulanya, saya terinspirasi kata ‘sengkon’ dan ‘karta’, dalam puisi milik orang lain yang mengisahkan kasus salah tangkap, pada tahun 1974, isi dari puisi beliau itu secara tidak langsung menyindir dunia peradilan atau lembaga hukum yang kondisinya morat-marit, setelah viralnya kasus ini barulah ada Undang-Undang Peninjauan kembali,” tuturnya.
Menjelang akhir acara, ia menyebutkan bahwa untuk menyelami dunia sastra, khususnya puisi, diperlukan tekad yang kuat untuk terus belajar.
“Ketika Anda belajar puisi cukup satu kuncinya, yaitu kemauan untuk terus belajar dan berproses,” tutupnya.
Reporter: Sinta
Editor: Rizkyana M.