Amanat.id- Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan acara Conference on Women’s Empowerment dengan tema “Eksistensi Perempuan dalam Paradigma People Centered Development” di Gedung Teater Kyai Saleh Darat Kampus 3, Senin (20/03/2023).
Acara ini menghadirkan Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati sebagai salah satu pemateri.
Titik Rahmawati menyampaikan alasan betapa pentingnya perempuan Berdikari di era disrupsi.
“Kenapa perempuan harus berdikari? karena kalau tidak berdikari, perempuan rawan dengan adanya kekerasan, diskriminasi, subordinasi, beban ganda, dan stereotipe di masyarakat,” jelasnya.
Ia menegaskan, bahkan perempuan yang sudah mandiri juga belum tentu terlepas dari kekerasan maupun diskriminasi.
“Misalkan, perempuan yang menjadi buruh pabrik dan mendapat shift malam, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga saja masih mendapat stereotipe perempuan yang tidak baik karena pulang malam,” tuturnya.
Titik juga menjelaskan cara supaya menjadi perempuan hebat dan berdaya dalam aktualisasi diri.
“Perempuan hari ini kan dilihat dari segi penampilannya. Memang memilih menjadi cantik itu tidak salah, tetapi yang salah ialah kalau perempuan diobjektifikasi atas nama kecantikan,” ucap Titik.
Menurutnya, perempuan bisa memilih jenis produk kecantikan apapun, tetapi jangan sampai tereksploitasi oleh produk itu sendiri.
“Perempuan boleh memilih kosmetik apa saja, tetapi jangan sampai dieksploitasi oleh produk kecantikan itu sendiri, karena hal itu merupakan budaya patriarki,” pungkasnya.
Reporter: Muhammad Roghib
Editor: Fatma Deka