Amanat.id- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) gelar pelantikan pengurus baru dan Dialog Publik bertajuk “Urgensi Kajian Marxisme di Perguruan Tinggi”, menghadirkan akademisi sekaligus peneliti dari Universitas Padjajaran Dede Mulyanto, Kamis (05/03/2020).
Acara yang berlangsung di American Corner Kampus 3 UIN Walisongo tersebut Dede menjelaskan alasan pentingnya mempelajari marxisme. Menurutnya, manusia dapat tetap hidup tanpa belajar analisis Marxisme. Namun, dampaknya baru akan terlihat ketika marxisme sebagai analisis sosial tidak pernah diajarkan.
“Selama Orde Baru, teori yang diajarkan hanya modernisme. Dan ciri khas dari modernisme itu enggak ada kritik, dalam pandangan mereka, masyarakat itu satu sistem fungsional yang setiap bagiannya ada bukan hanya terkait satu sama lain, tetapi mempunyai tujuan masing-masing yang merujuk pada tujuan masyarakat itu sendiri,” jelasnya.
Dede juga menambhkan, jika secara teoritis sistem struktural masyarakat merupakan satu sistem fungsional yang di dalamnya terdapat porsi kritik. Dalam sudut pandang Karl Marx, meskipun tidak ada niat untuk mengkritik, di dalamnya sudah ada unsur mengkritik.
“Misalnya, kenapa orang India percaya sapi itu suci dan kenapa orang Yahudi percaya babi itu haram. Menurut pandangan Marx, kita harus mencari penjelasan dalam struktur ekonomi politik yang menghasilkan norma-norma seperti itu,”katanya.
Selanjutnya, ia mengkritisi tema yang diusung dalam dialog publik tersebut. Baginya, marxisme hanya salah satu dari sekian banyak pemikiran sosial yang dapat dijadikan sebagai alternatif.
“Sebetulnya, marxisme ada atau tidak, kampus tetap berdiri terus. Buktinya pada masa Orde Baru selama 30 tahun, marxisme tidak diajarkan, tetapi aman-aman saja. Jadi, enggak begitu urgent,” pungkas Dede.
Reporter: Rizkyana Maghfiroh
Editor: Ibnu A.