Amanat.id- Teater Koin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mempersembahkan Pentas Produksi berjudul “Mantep” di Auditorium I Kampus 1, Jumat (7/6/2024).
Sutradara Pentas Produksi, Tegar Ezha Pratama mengaku bahwa ada berbagai kendala ketika proses persiapan pentas.
“Persiapan Pentas Produksi selama tiga bulan tentunya dengan berbagai emosional, fisik dan perseteruan yang dialami,” ucapnya.
Tegar juga menjelaskan bahwa naskah tersebut terinspirasi dari kejadian di Ponorogo, tentang banyaknya orang tua yang mengajukan dispensasi nikah.
“Naskah ini terinspirasi dari kejadian di Ponorogo sekitar tahun 2021 atau 2022 karena saat itu banyak orang tua yang mengajukan dispensasi nikah,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan jika pembuatan naskah dilakukan oleh tim Teater Koin agar menjadi ciri khas dan budaya.
“Supaya menjadi ciri khas dan budaya untuk kedepannya, mulai dari pembuatan naskah sampai pementasan itu dari kami,” tambahnya.
Senada degan Tegar, Penulis naskah, Zein Sultan mengatakan bahwa naskah “Mantep” terinspirasi dari banyaknya kejadian hamil di luar nikah hingga masalah ekonomi.
“Tahun lalu banyak orang tua yang mengajukan dispensasi nikah, salah satunya karena hamil di luar nikah, budaya, dan ekonomi,” tuturnya.
Lanjutnya, ia menyampaikan untuk lebih berhati-hati dalam bergaul dan pada dampaknya.
“Selalu berhati-hati dalam bergaul dan ingat apa yang dikerjakan akan ada dampak kedepannya,” ujarnya.
Salah satu aktor, Ghaitsa Zahira Shofa menceritakan terkait perannya sebagai Bila dalam Pentas Produksi tersebut.
“Bila tertekan, depresi, stres hingga bunuh diri karena dicampakkan suami, lalu ibunya terkena serangan jantung, anaknya keguguran, dan ayahnya dibunuh sama suaminya,” jelasnya.
Kerap dipanggil Ira, ia berpesan kepada penonton untuk memikirkan hal-hal yang akan dilakukan supaya tidak ada penyesalan.
“Harus dipikirkan apa saja hal yang akan dilakukan, karena penyesalan akan datang diakhir,” tutupnya.
Reporter: Iklimatul Faridah
Editor: Eka R.