Amanat.id- Alunan musik mengiringi tarian Singo Barong di lapangan utama Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Riuh penonton tak kunjung berhenti saat pementasan Ikatan Mahasiswa Kendal (IMAKEN) tersebut beraksi dalam acara Nusantara Culture Festival, Kamis (25/05/2023).
Tidak sedikit penonton berlarian menjauh akibat didekati oleh Singo Barong.
Nur Aini menilai tarian Singo Barong yang dipersembahkan sangat interaktif dan menegangkan.
“Sangat seru, karena fleksibel dan sangat interaktif kepada para penonton. Kostumnya juga membuat banyak penonton teriak ketakutan saat dihampiri singa tersebut,” ucap Aini saat diwawancarai oleh tim Amanat.id.
Senada dengan Aini, Yusriza Mahendra menilai tarian tersebut atraktif dan menarik untuk disaksikan.
“Singo Barong tadi sangat menarik bagi saya,” tutur Mahasiswa Program Studi (prodi) Manajemen Dakwah tersebut.
Muhammad Lukman, salah satu penari Singo Barong menjabarkan jika tarian tersebut mencerminkan sifat dari masyarakat Kendal.
“Menggambarkan sifat warga Kendal yang kompak, kreatif, bersemangat, dan pantang menyerah,” ucap Lukman.
Dirinya pun menceritakan latar belakang tarian Singo Barong yang banyak dikenal sebagai singa besar penguasa hutan yang sangat buas.
“Tarian ini berawal dari kisah seorang raja yang ingin meminang putri dari Kediri. Ketika utusannya sampai di tengah alas, mereka dihadang oleh Singo Barong penguasa hutan,”
“Akhirnya mereka memanggil raja dan terjadi pertarungan sengit antara Singo Barong dan raja.” imbuh Lukman.
Menurutnya, kekompakan dari kedua penari dalam kostum Singo Barong menjadi keunikan tarian tersebut.
“Keunikan dari tarian ini adalah menyatukan dua penari yang kompak dalam satu kostum Singo Barong,” pungkasnya.
Reporter: Fahita Safiraturahman
Editor: Revina