• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, 7 Februari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Pahami Self Love Agar Tak Hanyut pada Standar Orang Lain

Self love dapat diwujudkan dengan mengenali dan mengasah kelebihan; alih-alih fokus meratapi kelemahan.

Redaksi SKM Amanat by Redaksi SKM Amanat
6 bulan ago
in Artikel
0
Pahami Self Love Agar Tak Hanyut pada Standar Orang Lain
Ilustrasi self love (sumber: istockphoto)

Eksistensi dengan membagikan momen kebahagiaan ke media sosial adalah hal yang lumrah. Banyak orang bisa melihat dan bebas menerjemahkan maknanya. Terkadang, karena fokus melihat yang dilakukan orang lain, tanpa disadari kita akan mengikuti standar yang mereka buat.

Akibat terfokus pada standar orang lain, muncul sikap berlomba-lomba untuk menjadi unggul dalam standar itu sengan berbagai cara. Padahal, ukuran kebahagiaan, kesuksesan, dan kecantikan atau ketampanan bagi setiap orang sejatinya berbeda.

Saat terlalu hanyut untuk mengikuti standar tersebut, bisa jadi kita kehilangan arah dan melupakan diri sendiri. Kemudian saat menghadapi suatu kegagalan, justru menyalahkan diri sendiri dan menempatkan diri kita seperti musuh.

Agar tidak terjebak pada situasi yang memandang negatif diri sendiri, perlu pemahaman mengenai konsep self love. Menurut Psikolog Deborah Khosaba, self love adalah kondisi ketika seseorang dapat menghargai diri sendiri dengan mengapresiasi dan mampu mengambil keputusan dalam perkembangan spiritual, fisik, dan psikologis.

Ditinjau dari definisinya, praktik self love yang tidak tepat akan membuat seseorang terkesan mementingkan dirinya sendiri. Lantas, seberapa pentingkah self love?

Baca juga

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Urgensi Self Love

Tentunya tidak semua orang percaya dengan konsep mencintai diri sendiri atau self love. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa mencintai diri sendiri bentuk keegoisan. Padahal, menurut Psikolog dari Personal Growth, Monika Sulistiawati mengungkapkan bahwa self love adalah usaha untuk menerima diri sendiri apa adanya.

Menerima segala kekuraangan, ketidakmampuan, dan kegagalan diri sendiri memerlukan proses yang panjang. Proses ini tidak semudah yang diucapkan. Namun, dengan ini kita tidak akan hanyut mengikuti standar orang lain.

Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Sebab, saat melihat kelebihan orang lain, kita akan selalu merasa kurang dan tidak puas dengan diri sendiri. Di satu sisi, perasaan tidak puas ini dapat memicu semangat untuk upgrade diri.

Namun, di sisi lain, juga bisa menimbulkan rasa rendah diri, sehingga tidak bisa mengembangkan diri. Maka, perlu untuk mengenali dan menerima kelebihan dan kelemahan diri.

Self love dapat diwujudkan dengan mengenali dan mengasah kelebihan; alih-alih fokus meratapi kelemahan.

Hargai Segala Pencapain dan Kegagalan

Memaafkan kesalahan diri sendiri mungkin tidak lebih mudah dari memaafkan orang lain. Perlu kita sadari, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Langkah selanjutnya adalah memaafkan. Kita perlu berdamai dengan masa lalu, termasuk kegagalan dan kesalahan yan diperbuat. Alih-alih menyalahkan diri sendiri, alangkah lebih baik menjadikannya sebagai pengalaman dan bahan evaluasi.

Karena satu kesalahan, apakah kita akan terus berdiri di titik yang sama? Jika tidak dapat melangkah kedepan berarti kita tidak belajar dari kesalahan.

Melihat pencapaian diri merupakan bentuk kepedulian terhadap diri sendiri. Hal-hal sederhana, seperti bisa on time dalam menyelesaikan tugas, tidak mengambil keputusan secara tergesa-gesa, dan sebagainya. Coba perhatikan hal-hal baik yang sudah bisa dilakukan, agar kamu bersemangat untuk menjadi lebih baik setiap hari.

Pada dasarnya self love tidak memiliki batasan dalam pengimplementsiannya. Ada banyak cara untuk melakukan self love. Merawat, memeperbaiki diri, membekali diri dengan pengetahuan, credibility, skill di bidang tertentu merupakan salah satu dari bentuk self love.

Penulis: Falenti Nikmatul Anisyah

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Artikel psikologikesehatan mentalSelf improvementSelf love
Previous Post

Pendaftaran KKN Reguler DR 2022 Resmi Dibuka, Berikut Syarat dan Jadwalnya

Next Post

UIN Walisongo Keluarkan Surat Pencairan Dana Bantuan Covid-19, Cek Apakah Namamu Tercantum?

Redaksi SKM Amanat

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

cancel culture di media sosial
Artikel

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

by Redaksi SKM Amanat
6 Desember 2022
0

...

Read more
ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

1 Desember 2022
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
perdebatan di media sosial

Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang

2 November 2022
cancel culture

Maraknya Tren “Cancel Culture”; Seberapa Parahkah?

31 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
pentingnya jurnalisme data

Jurnalisme Data dalam Bercerita

30 Januari 2023
Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq

Pelantikan DEMA UIN Walisongo, Imam Taufiq Perjelas Tempat Mendewasakan Diri Bagi Mahasiswa

1 Februari 2023
Jurnalisme Data UIN Walisongo

Pentingnya Jurnalisme Data, Amcor UIN Walisongo Fasilitasi LPM untuk Ikut Pelatihan

31 Januari 2023
Pelantikan DEMA UIN Walisongo

Studium General DEMA UIN Walisongo, Aziz Hakim Bahas Implementasi Mahasiswa Aktivis

1 Februari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend