• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Kamis, 19 Mei 2022
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Nasehat Ukhrowi yang “Menyesatkan”

Tidak jarang juga, nasihat-nasihat semacam itu hanya menyasar “bagaimana cara mendapat pahala” tanpa berpikir banyak marabahaya yang ditimbulkan dari nasihat-nasihat itu.

Diah Khalimatus Sa'diyah by Diah Khalimatus Sa'diyah
3 tahun ago
in Artikel
0
(Ilustrasi Foto : Amanat/Hasib)

Nasihat itu menenangkan. Meskipun ia kadang bukan jawaban atas persoalan. Nasihat memberikan opsi untuk dipilih. Pertimbangannya berdasarkan kebaikan, dan membuat seseorang menjadi bijaksana dalam mengambil keputusan.

Namun, nasihat tak selamanya begitu ternyata. Nasihat mulai menemukan sebuah bentuk baru yang menjauh dari logika. Opsi yang diberikan hanya satu dan itu tak bisa diterima nalar. Bagiamana bisa?

Contoh nyata dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama kini misalnya, nasihat yang menganjurkan untuk menikah muda. La Ode Munafar penggagas gerakan tersebut menganggap, menikah muda adalah solusi untuk ‘menumpas’ fenomena pacaran yang di kalangan anak muda. Ia menamai komunitas itu sebagai Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran dan Gerakan Nikah Muda. Bahkan juga menerbitkan buku dengan judul, Berani Nikah Takut Pacaran.

Mungkin si pengagas gerakan tersebut menganggap pacaran adalah sebuah bentuk kedzoliman. Tapi, kini, apa yang disebut sebagai kedzoliman begitu ambigu.

Jika kita benturkan dengan semangat perjuang emansipator dari kalangan wanita misalnya, tentu konsep yang dibawa oleh La Ode agaknya berat untuk diterima. Bangsa ini, bahkan dunia mempunyai sejarah panjang terkait hal tersebut. R.A Kartini dalam Novel Pramudiyah misalnya digambarkan dibungkam dengan pernikahan di tengah peletikan pemikiran-pemikirannya kala itu oleh kolonial. Dengan menikah, wanita akan sibuk mengurus suami dan keluarganya, di penjara bernama rumah. Tak selalu demikian tentu. Namun beberapa kasus membetulkan asumsi tersebut.

Baca juga

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi

Malas Bekerja secara Tim, Mau sampai Kapan?

Terjerat Tali Gembala Media Sosial

Imam An-Nawawy menguraikan penjelasan tentang nasihat untuk kaum muslim sebagai berikut,

“Nasihat memberikan petunjuk kepada mereka terhadap hal-hal yang membawa kebaikan dalam perkara duniawi dan ukhrawi. Tidak menyakiti mereka. Mengajari hal-hal agama yang belum mereka ketahui. Membantu mereka dengan perkataan dan perbuatan. Menutupi aurat dan kekurangan mereka. Melindungi mereka dari marabahaya, serta berusaha mendatangkan manfaat..” (Syarh Shahih Muslim I/239)

Jika kita merujuk pada penjelasan nasihat dari Imam An-Nawawy, nasihat-nasihat seperti diatas bukan tergolong sebagai nasihat. Karena mereka hanya menyerang sisi ukhrowi tanpa menghiraukan sisi duniawi. Tidak jarang juga, nasihat-nasihat semacam itu hanya menyasar “bagaimana cara mendapat pahala” tanpa berpikir banyak marabahaya yang ditimbulkan dari nasihat-nasihat itu.

Dunia adalah ladangnya akhirat, bagaimana kita bisa mendapat buah ketika kita tidak pernah menanamnya.

Penulis: Khalimatus Sa’diyah

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: artikel nasihatnasihat menyesatkannasihat ukhrowi
Previous Post

Belajar Memaknai Lebih Dalam Bulan Ramadhan

Next Post

Pejuang Lansia

Diah Khalimatus Sa'diyah

Diah Khalimatus Sa'diyah

Related Posts

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi
Artikel

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi

by Rizki Nur Fadilah
26 April 2022
0

...

Read more

Malas Bekerja secara Tim, Mau sampai Kapan?

28 Maret 2022
Ilustrasi terjerat tali gembala media sosial.

Terjerat Tali Gembala Media Sosial

22 Maret 2022
Ilustrasi pertemanan landak, saling menyakiti meski bermaksud baik.

Terjebak Pertemanan Dilema Landak

11 Maret 2022
Ilustrasi "terserah" (source: energibangsa.id)

Lebih Bijak Menggunakan Kata “Terserah”

8 Maret 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini

Terbaru! Inilah 40 Daftar Prodi dan Status Akreditasi UIN Walisongo 2022

12 Februari 2021

7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

6 Maret 2018
Suasana Mahad Walisongo yang berada di kampus 2 UIN Walisongo  Semaran (Doc. Amanat)

Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

12 Juli 2018

Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

6 Maret 2018
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend