Saat berselancar di media sosial, sering kita jumpai berita-berita dengan judul cukup bombastis, dramatis dan lainnya. Padahal saat berita itu dibuka terkadang judul yang dibuat tidak sesuai dengan isinya. Seolah media hanya ingin mencari clickbait dari pembaca.
Namun fenomena tersebut, tak bisa dinafikan juga atas dampak dari perkembangan teknologi. Dalam konteks media, yakni masifnya kemunculan media online.
Hingga kemudian dari banyaknya media online saling bersaing, untuk menjadi sebuah media yang terdepan. Di mana salah satu cara jahatnya menggunakan sistem clickbait.
Ditambah media online, memang dituntut untuk memproduksi berita dengan cepat. Sehingga seringkali keakuratan pada berita diabaikan.
Sebab dalam nalar media online, saat berita ada sedikit kesalahan bisa secepatnya dihapus. Dalam hal ini memang berbeda dengan media dengan menggunakan medium cetak, yang memang ketika ada kesalahan dan terlanjur dicetak dan di distribusikan, pihak media tidak dapat menghapusnya, salah satu jalannya memang harus dengan klarisfikasi dari pihak media.
Padahal meskipun mediumnya berbeda, kebenaran dalam jurnalistik harus tetap hal yang utama. Sebagaimana dikatakan oleh Bill Kovach dan Tom Rosentiel, di mana penulis berita (wartawan) dilarang menambah, mengarang apapun, jangan menyesatkan pembaca dan bersikap jujur.
Hingga kemudian, tindakan clickbait dengan cara-cara yang menyesatkan tidak bisa dibenarkan.
Edukasi Bukan Bodohi
Lazim kita ketahui bahwa fungsi pers (media), yakni sebagai media informasi, edukasi, hiburan dan kontrol sosial. Namun apa yang terjadi ketika sebuah media lebih mengedepankan clickbait, yang mengesampingkan beberapa nilai-nilai jurnalistik yang benar pada berita?
Ya, tidak lain pembaca seolah terkesan dibodohi dengan produksi berita-berita yang kurang mendidik. Baik dalam karakter berita dari sebagian media online yang hanya memberikan informasi setengah-setengah, hingga kemudian menimbulkan multitafsir bagi pembaca yang menyesatkan.
Bukan hanya pada konten, tapi juga dalam struktur penulisan sebuah berita seyogyanya media sudah sepantasnya, mengedukasi masyarakat melalui berita yang taat pada prinsip dan kode etik jurnalistik yang ada. Bukan malah terkesan membodohi pembaca.
Penulis teringat memang tujuan clickbait kan untuk mencari penghasilan dari klik pembaca, bukan memberikan informasi atau edukasi pembaca.
Analoginya mungkin seperti ini. Siapa anda (pembaca) berhak mengatur kami (media)?
Ya, apalah daya kami (pembaca) yang hanya bisa berharap padamu media. Eh…
Penulis: Shafril Hidayat