Amanat.id- Art Swara Production kembali mementaskan monolog musikal Srintil “Tembang Duka Seorang Ronggeng”, acara ini berlangsung di Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta, Rabu-Kamis (3-4/7/2019).
Sebelumnya, monolog musikal Srintil pernah dipentaskan di Jakarta pada akhir April lalu.
Adaptasi novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari ini dipentaskan dengan konsep Monolog Musikal yang diperankan oleh penyanyi sekaligus seniman Indonesia, Tri Utami dan disutradarai oleh Iswadi Pratama, maestro Teater dan Sastrawan Indonesia.
Perpaduan musik band dan musik tradisional juga turut mengiringi pementasan sore itu. Ratusan pasang mata menikmati babak demi babak naskah dalam monolog musikal yang berlangsung selama dua jam.
Sutradara pementasan Srintil, Iswadi Pratama mengatakan, yang menarik dari pementasan monolog ini adalah konsepnya yang lain dari pada pementasan teater biasa.
“Drama musikal saja sudah biasa, nah ini monolog tapi musikal. Jadi memadukan antara tiga mantra seni, seni musik atau vocal, peran atau acting, dan korografi atau tarian, namun diperankan satu orang,” ungkapnya saat ditemui Amanat.id.
Ia juga mengatakan, perisapan pementasan ini juga tidak sebentar, sejak Januari lalu, mereka mulai latihan.
“Ini pertama kalinya Tri Utami masuk di dunia teater dan peran, sedangkan ini aktornya harus menguasai tiga mantra seni itu,” katanya.
Iswadi juga mengatakan, harapan ia dalam pementasan ini sederhana, ia ingin penonton merasa bahagia
“Saya ingin penonton berbahagia, entah berbahagia karena mendapat pertunjukan yang menarik dan menghibur, maupun berbahagia karena mendapatkan hal-hal yang bisa direflekasikan untuk dirinya,” ungkapnya.
Salah satu penonton pertunjukan asal Semarang, Tyas mengatakan ia memang sengaja dari Semarang untuk menonton ini.
“Saya memang suka dunia teater, dan kebetulan ada pementasan Srintil disini, jadi saya kemari karena saat pementasan di Jakarta saya belum sempat nonton,” ungkap Tyas, Kepala Sekolah Paud Nasional Ceria Semarang.
Reporter: Rima Dian P