Amanat.id- Ahmad Zamzami, mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) berhasil raih predikat wisudawan terbaik Fakultas Ushuluddin Humaniora (FUHUM), pada wisuda yang ke-84 dengan pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,89. Selasa, (24/05/2022).
Mahasiswa kelahiran Rembang ini mengaku sempat salah jurusan dan putus asa dalam menjalani perkuliahan.
“Aku masuk IAT itu tersesat ke jalan yang benar. Di awal-awal semester aku merasa nggak kuat, ingin pindah jurusan kemudian aku ingin keluar, aku sudah konsultasiin ke wali dosenku, teman-temanku, tapi terima kasih banyak aku ditempatkan di lingkungan yang suportif, teman-teman yang membangun, dan wali dosenku juga menyemangati,” jelasnya.
Mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhirnya dengan judul “Tradisi Khataman Al-Quran Pitulasan di Dusun Kluwak, Gonoharjo, Limbangan, Kendal Studi Living Quran.” Zamzami berkata bahwa terdapat hambatan yang menjadi kendalanya selama mengerjakan skripsi.
“Kendala pertama laptop, karena tiba-tiba pas mengerjakan laptop mati dan aku harus ke warnet tapi itu tidak menjadi kendala besar. Menjelang skripsi aku ikut penelitian bersama dosen, jadi tau cara mengerjakan penelitian, celah-celahnya tahu sehingga mempermudah dan bersyukur sekali dihadapkan dengan kasus-kasus, kegiatan-kegiatan tersebut sehingga aku bisa lebih mempermudah mengerjakan skripsinya,” tuturnya.
Ia membagikan pengalaman bahwa upayanya dalam mencapai target adalah dengan terus bersemangat dalam berproses. Ia juga yakin bahwa di setiap kegagalan pasti tersimpan pembelajaran.
“Upayaku untuk mencapai tujuan yaitu yang pertama penuh dengan semangat. Tentu dalam proses pernah gagal. Nah, aku sadar bahwa forget the failures but always remember the lesson for the failures, lupakanlah kegagalan tapi harus ingat pembelajaran yang ada dari sebuah kegagalan tersebut. Jadi walaupun tetap gagal, ya sudah kita selalu semangat,” katanya.
Zamzami termotivasi oleh perkataan temannya dan kerap berpesan kepada teman-teman mahasiswa lain yang masih berjuang menyelesaikan perkuliahannya.
“Mengutip dari teman saya yang tentu memiliki nilai penyemangat luar biasa walaupun hanya sekadar kata-kata. Kalau jalannya cuma lurus dan mulus, lantas apa tantangannya? Padahal jalan lurus dan mulus pun mengandung resiko. Ingat kawan, hal-hal hebat juga butuh perjuangan yang hebat! Jangan menyerah! Dalam proses berjuang merasa patah semangat pasti akan ada. Istirahat sejenak boleh tapi jangan pernah berhenti. Kalau tidak bisa berlari, berjalanlah bahkan merangkaklah sampai tujuan kita tercapai,” ungkapnya.
Reporter: Alma Dliya Jauza