• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Jumat, 27 Januari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Mereguk Sepi dalam Secangkir Kopi

Benar saja, pada lembar demi lembar selanjutnya, penulis mulai meliar dengan membahas kondisi sosial, politik, dan agama.

Afridatun N by Afridatun N
3 tahun ago
in Rak
0
Buku Barista Tanpa Nama karya Agus Noor (Dokumen Amanat).

Agus Noor adalah seorang penyair, esais, cerpenis juga penulis naskah kelahiran Tegal tahun 1968. Ia telah lama melintang di dunia seni. Korie Layun Rampan memasuk dia sebagai sastrawan angkatan 2000. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah naskah monolog Matinya Toekang Kritik yang kemudian diadaptasi menjadi program Sentilan Sentilun di salah satu Stasion televisi swasta nasional.

Buku Barista Tanpa Nama (2018) ini merupakan kumpulan sajak Agus Noor yang dibuatnya antara tahun 2010 s.d 2017. Dalam karya yang satu ini, ia melakukan eksploitasi yang luar biasa terhadap kopi.

Kita dapat jumpai sajak yang membahas tentang penantian dalam Percakapan Kopi, kisah tentang kerinduan dalam Mengingat Jalan-Jalan yang Dilupakan, romansa dalam Sajak-Sajak Secangkir Kopi dan masih banyak yang lainnya. Ia memadukan antara kopi dan kesendirian, kopi dan duka, kopi dan luka, kopi dan kesunyian, menjadi pemaknaan yang terus mengalir tanpa muara. Sebuah pemaknaan (baca: sajak) yang bernada sendu, diciptakan untuk mewakili zaman yang pilu.

Agus Noor menulis;
Di tempat yang jauh,
Tuhan menyeka pipinya yang tiba-tiba basah

Benar saja, pada lembar demi lembar selanjutnya, penulis mulai meliar dengan membahas kondisi sosial, politik, dan agama. Tentu dengan gaya satire khas Agus Noor; Yang lantang, namun tak jarang dapat membuat pembaca terpingkal.

Baca juga

Paradoks Institusi Pendidikan

Fenomena “Hijrah” Narsistik vs Beragama secara Sederhana

Bukan Pasarmalam; Potret Pejuang yang Dilupakan oleh Masyarakat dan Sejarah

Seperti dalam puisi Anjing dan Bir Kesembilan. Di sana Agus menggambarkan kehidupan keberagamaan yang sudah begitu jauh dari agama. Atau, jika menggunakaan istilah Karl Marx, kini, orang banyak yang terserang candu agama. Tentu dalam konteks yang berbeda.

Agus melukiskan itu dengan ungkapan, anjing dalam botol bir. Ia megkritik cara keberagamaan hari ini, yang tidak lagi menemukan Tuhan dalam keheningan, namun berkoar-koar di jalan sebagai wujud eksistensi keimanan. Kejadian seperti ini sangat lekat dengan apa yang terjadi di masa sekarang.

Agus Noor menulis;
Tapi, di kota penuh pendusta
siapa lebih jaddah:
anjing gila ataukah kita?
lebih mengerikan mana, wabah anjing gila
atau kegilaan atas nama agama?
“kita bisa mendongeng
anjing berjanggut
berkeliaran di jalan kota”

Di antara karyanya, terdapat beberapa puisi yang dibuat khusus untuk seseorang. Di antaranya, Melankolia Mella, Peggy Melati Sukma, Sudjiwo Tejo, serta Umbu Landu Paranggi.

Seperti yang ditulis di awal, kopi menjadi topik utama dalam kumpulan puisi Agus Noor. Ia seakan paham dengan karakter pembacanya. Di mana gaya hidup ngopi semakin digemari kawula muda, berbanding lurus dengan tingginya rasa sepi di hati. Ya, saya sedang berbicara tentang kegalauan manusia modern.
Misal saja dalam potongan puisi yang berjudul Kedai Kopi, Agus Noor menulis;

ia kembali untuk secangkir kopi
dan apa yang tak akan ditemukan lagi

menggambarkan seseorang yang tetap kembali meskipun ia tau apa yang dicarinya tak dapat lagi ia temui. Dilanjutkan dengan bait selanjutnya mengenai suasana sunyi yang dirasakan.

kursi-kursi yang kosong
seperti punggung bersandar
pada kesunyian

Kumpulan sajak ini merupakan buku yang patut dibaca. Mungkin bersama kopi hitam dalam kehidupan yang kelam. Atau, dalam tawa di heningan malam. Guna meresapi kembali, apa yang sudah terjadi, dan bagaiman yang selanjutnya. Tentang sikap kita dalam beragama dan memandang kehidupan.

Judul Buku: Barista Tanpa Nama

Penulis: Agus Noor

Penerbit: DIVA Press
Tahun terbit: 2018
Tebal: 171 halaman
Resentator: Afridatun Najah

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: agus noorbuku barista tanpa namabuku tentang kopiresensi buku barista tanpa nama
Previous Post

Gelar Workshop, Rektor Dorong Percepatan Akreditasi Jurnal UIN Walisongo

Next Post

Pentingnya Menyimpan Tulisan Jelek

Afridatun N

Afridatun N

Live, Learn, Love !

Related Posts

Sekolah Dibubarkan Saja!
Rak

Paradoks Institusi Pendidikan

by Rizkyana Maghfiroh
3 November 2022
0

...

Read more
Hijrah kalis

Fenomena “Hijrah” Narsistik vs Beragama secara Sederhana

13 Oktober 2022
Bukan Pasarmalam Pramoedya Ananta Toer

Bukan Pasarmalam; Potret Pejuang yang Dilupakan oleh Masyarakat dan Sejarah

29 September 2022
Resensi buku mereka bilang saya monyet djenar maesa ayu

[Resensi Buku] Imajinasi Tak Selalu Lebih Indah dari Realita

14 Juli 2022
Buku Pulang karya Leila S. Chudori (Sumber foto: efisus.wordpress.com)

[Resensi Buku] Kerinduan para Burung Camar untuk Pulang

18 Oktober 2021

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
Mahasiswa UIN Walisongo kena tipu online

Mahasiswa UIN Walisongo Kena Tipu Online, Rugi 8 Juta Lebih

5 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend