• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Kamis, 30 Juni 2022
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Mereguk Sepi dalam Secangkir Kopi

Benar saja, pada lembar demi lembar selanjutnya, penulis mulai meliar dengan membahas kondisi sosial, politik, dan agama.

Afridatun N by Afridatun N
3 tahun ago
in Rak
0
Buku Barista Tanpa Nama karya Agus Noor (Dokumen Amanat).

Agus Noor adalah seorang penyair, esais, cerpenis juga penulis naskah kelahiran Tegal tahun 1968. Ia telah lama melintang di dunia seni. Korie Layun Rampan memasuk dia sebagai sastrawan angkatan 2000. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah naskah monolog Matinya Toekang Kritik yang kemudian diadaptasi menjadi program Sentilan Sentilun di salah satu Stasion televisi swasta nasional.

Buku Barista Tanpa Nama (2018) ini merupakan kumpulan sajak Agus Noor yang dibuatnya antara tahun 2010 s.d 2017. Dalam karya yang satu ini, ia melakukan eksploitasi yang luar biasa terhadap kopi.

Kita dapat jumpai sajak yang membahas tentang penantian dalam Percakapan Kopi, kisah tentang kerinduan dalam Mengingat Jalan-Jalan yang Dilupakan, romansa dalam Sajak-Sajak Secangkir Kopi dan masih banyak yang lainnya. Ia memadukan antara kopi dan kesendirian, kopi dan duka, kopi dan luka, kopi dan kesunyian, menjadi pemaknaan yang terus mengalir tanpa muara. Sebuah pemaknaan (baca: sajak) yang bernada sendu, diciptakan untuk mewakili zaman yang pilu.

Agus Noor menulis;
Di tempat yang jauh,
Tuhan menyeka pipinya yang tiba-tiba basah

Benar saja, pada lembar demi lembar selanjutnya, penulis mulai meliar dengan membahas kondisi sosial, politik, dan agama. Tentu dengan gaya satire khas Agus Noor; Yang lantang, namun tak jarang dapat membuat pembaca terpingkal.

Baca juga

[Resensi Buku] Kerinduan para Burung Camar untuk Pulang

[Resensi Buku] Pembacaan atas Novel Orhan Pamuk: The Red-Haired Woman

Membongkar Misteri Janggal di Indonesia

Seperti dalam puisi Anjing dan Bir Kesembilan. Di sana Agus menggambarkan kehidupan keberagamaan yang sudah begitu jauh dari agama. Atau, jika menggunakaan istilah Karl Marx, kini, orang banyak yang terserang candu agama. Tentu dalam konteks yang berbeda.

Agus melukiskan itu dengan ungkapan, anjing dalam botol bir. Ia megkritik cara keberagamaan hari ini, yang tidak lagi menemukan Tuhan dalam keheningan, namun berkoar-koar di jalan sebagai wujud eksistensi keimanan. Kejadian seperti ini sangat lekat dengan apa yang terjadi di masa sekarang.

Agus Noor menulis;
Tapi, di kota penuh pendusta
siapa lebih jaddah:
anjing gila ataukah kita?
lebih mengerikan mana, wabah anjing gila
atau kegilaan atas nama agama?
“kita bisa mendongeng
anjing berjanggut
berkeliaran di jalan kota”

Di antara karyanya, terdapat beberapa puisi yang dibuat khusus untuk seseorang. Di antaranya, Melankolia Mella, Peggy Melati Sukma, Sudjiwo Tejo, serta Umbu Landu Paranggi.

Seperti yang ditulis di awal, kopi menjadi topik utama dalam kumpulan puisi Agus Noor. Ia seakan paham dengan karakter pembacanya. Di mana gaya hidup ngopi semakin digemari kawula muda, berbanding lurus dengan tingginya rasa sepi di hati. Ya, saya sedang berbicara tentang kegalauan manusia modern.
Misal saja dalam potongan puisi yang berjudul Kedai Kopi, Agus Noor menulis;

ia kembali untuk secangkir kopi
dan apa yang tak akan ditemukan lagi

menggambarkan seseorang yang tetap kembali meskipun ia tau apa yang dicarinya tak dapat lagi ia temui. Dilanjutkan dengan bait selanjutnya mengenai suasana sunyi yang dirasakan.

kursi-kursi yang kosong
seperti punggung bersandar
pada kesunyian

Kumpulan sajak ini merupakan buku yang patut dibaca. Mungkin bersama kopi hitam dalam kehidupan yang kelam. Atau, dalam tawa di heningan malam. Guna meresapi kembali, apa yang sudah terjadi, dan bagaiman yang selanjutnya. Tentang sikap kita dalam beragama dan memandang kehidupan.

Judul Buku: Barista Tanpa Nama

Penulis: Agus Noor

Penerbit: DIVA Press
Tahun terbit: 2018
Tebal: 171 halaman
Resentator: Afridatun Najah

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: agus noorbuku barista tanpa namabuku tentang kopiresensi buku barista tanpa nama
Previous Post

Gelar Workshop, Rektor Dorong Percepatan Akreditasi Jurnal UIN Walisongo

Next Post

Pentingnya Menyimpan Tulisan Jelek

Afridatun N

Afridatun N

Live, Learn, Love !

Related Posts

Buku Pulang karya Leila S. Chudori (Sumber foto: efisus.wordpress.com)
Rak

[Resensi Buku] Kerinduan para Burung Camar untuk Pulang

by Rizkyana Maghfiroh
18 Oktober 2021
0

...

Read more
Buku The Red Haired Woman (Sumber:Kinereku)

[Resensi Buku] Pembacaan atas Novel Orhan Pamuk: The Red-Haired Woman

23 September 2020
buku x file indonesia

Membongkar Misteri Janggal di Indonesia

5 April 2020
(Sumber foto:  Goodreads.com)

[Resensi Buku] Wartawan: Penyiar Kebenaran yang Terkurung dalam Tekanan

21 Januari 2020

Cerita Dari Orang-Orang Yang Menggugat

29 Desember 2019

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Rita Nur Haryanti saat memaparkan materi dalam acara seminar nasional HMJ Ilmu Politik UIN Walisongo (Amanat/Intania)

Rita Nur Haryanti Bagikan Tips Hadapi Dunia Kerja

3 Juni 2022
Lucky saat menyampaikan materi di Lantai 2 Auditorium I Kampus 1 UIN Walisongo, Selasa (31/05/2022). (Amanat/Nuke)

Wujudkan Kader Loyal dan Profesional, Kopma UIN Walisongo Selenggarakan PMKK

31 Mei 2022
Elizabeth, UKM MASA

Elizabeth: Insecure Aktifkan Otak Reptil Manusia

19 Juni 2022
Dunia Kerja Corporate, HMJ Ilmu Politik, Seminar Nasional

Kenalkan Dunia Kerja Corporate, HMJ Ilmu Politik Adakan Seminar Nasional

3 Juni 2022
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend