• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Jumat, 20 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Menyelami Dunia Batin Seorang Perempuan Lewat Budaya Ronggeng

Bahkan seorang pelacur pun harus kita hargai, karena perempuan juga memiliki harkat. Kita tidak bisa menghakimi apapun profesinya

Fika Eliza by Fika Eliza
6 tahun ago
in Features
0

Baca juga

Segenggam Rezeki dalam Secangkir Kopi

PekaKota Forum ke 76 Sebagai Ruang Refleksi Menjaga Tradisi, Merawat Lingkungan

Perjalanan Waktu Menyelami Sejarah

(Instagram: Srintilartswara)

“Saya adalah ronggeng yang berdaulat atas diri saya sendiri,” seru Tri Utami.

Kemudian, ia berdiri tegap menghadap ke atas, disorot tiga buah lampu, yang semakin meredup, dan gelap. Tepukan ratusan tangan penonton bergemuruh, membuat riuh seisi Gedung Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah, Kamis (4/7/2019). Pentas monolog musikal resmi berakhir.

Pementasan bertajuk ‘Srintil: Tembang Duka Seorag Ronggeng’ itu disadur dari novel ‘Ronggeng dukuh Paruk’ karya Ahmad Tohari. Dengan sutradara Iswadi Pratama, monolog musikal tersebut mengisahkan seorang ronggeng dengan penderitaan yang dialamainya.

Tentu, Iswadi tidak mengisahkan seluruh isi novel secara linier. Ia hanya memilih fase-fase terpenting dalam hidup Srintil, sesuai degan penafsiran dirinya.

“Di novel kan, diakhir hidupnya Srintil itu gangguan jiwa. Nah kita tidak mengonfirmasi atau mengafirmasi versi novelnya. Tapi kita menegasi, membuat alternatif lain,” katanya saat ditemui Amanat.id.

Pementasan yang berdurasi selama lebih dari dua jam itu, banyak adegan yang menunjukkan ronggeng itu direndahkan. Bahkan saat itu, Srintil yang telah menjadi ronggeng seperti barang yang diperjualbelikan. Dalam tradisi Dukuh Paruk memang seorang ronggeng harus mau melayani semua pria yang membayarnya.

Di sini, Iswadi ingin menyorot bagaimana perempuan masih tersubordinasikan, terutama di negeri ini. Padahal, perempuan harus dilihat dengan hati. Mereka harus dihormati dan dimuliakan siapapun dia.

“Bahkan seorang pelacur pun harus kita hargai, karena perempuan juga memiliki harkat. Kita tidak bisa menghakimi apapun profesinya,” kata sang sutradara dengan alunan kata yang lirih namun begitu tegas.

Melalui pementasan itu, Iswadi menyelami dunia batin seorang perempuan. Tak hanya itu, kata-kata yang diutarakan Srintil “Lebih sakit batin daripada sakit raga”, menunjukkan bahwa tidak ada satupun perempuan yang mau dihargai hanya sebatas tubuhnya saja. Jadi hal yang paling sakit bagi perempuan adalah ketika harkatnya terlukai. Dan Srintil, seorang ronggeng merasakan keduanya.

Sangkan Paraning Dumadi

Hal menarik dari pementasan tesebut, tentu pada ending cerita. Seperti yang diceritakan di awal, pentas diakhiri dengan adegan Srintil berdiri menghadap ke atas.

Dalam kisah Ronggeng Dukuh Paruk, Srintil begitu mencintai Rasus. Ia ingin menari untuk Rasus dan menyerahkan dirinya untuk Rasus. Namun sebagai ronggeng, ia tak bisa melakukan itu. Sepanjang hidupnya sejak menjadi seorang ronggeng, ia selalu megalami pergulatan batin karena hal tersebut.

Menurut Iswadi, adegan terakhir itu menunjukkan kemurnian kembali seorang roggeng. Srintil kembali menemukan jalan spiritualnya. Dalam filosofi Jawa “Sangkan Paraning Dumadi” yang artinya dari mana manusia berasal dan akan kemana ia akan kembali.

Kalimat yang ucapkan srintil, seperti di kalimat pertama tulisan ini, menggambarkan kebebasan Srintil. Tarian dan tubuhnya tak lagi untuk lelaki manapun, ataupun untuk Rasus seorang.

“Pada akhirnya, tarian itu dipersembahkan untuk sesuatu yang lebih agung,” ujar pria kelahiran Lampung itu.

Kalimat pertama itu, kata Iswadi, juga mengandung makna agung bagi kita seorang muslim. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa seorang manusia adalah khalifah fil ard, ia berkehendak atas dirinya sendiri.

Budaya Ronggeng dan stigma negatif

Iswadi menjelaskan, ronggeng merupakan salah satu bentuk dan ekspresi budaya sah yang ada di Indonesia, tepatnya di daerah Banyumas. Namun Ronggeng di stigmakan negatif dan juga di selewengkan.

“Sebenarnya, yang membuat ronggeng itu menjadi negatif bukan seni ronggengnya, tapi perilaku dan persepsi kita, ronggeng itu tradisi yang ada di Indonesia,” jelasnya.

Ia menambahkan, kesenian merupakan ekspresi estetik dari masyarakat, bahwa mungkin disitu ada hal-hal yang tak sepakat secara nilai dengan orang lain, namun hal itu sebenarnya bisa di negosiasi kultural.

“Bahwa dia (ronggeng) sebagai bentuk seni dan budaya, dia berhak ada dan hadir diantara kita, jangan dihakimi,” katanya.

Ia berhrap dengan menghadirkan kembali cerita Ronggeng Dukuh Paruk dalam Monolog Musikal ini dapat ditanggapi dan direspon dengan baik oleh masyarakat.

“Kalau kita mau membangkitkan seni ronggeng lagi, itu diluar kemampuan kita, artinya tradisi itu masih bisa tumbuh dan berkembng oleh pelakunya sendiri dan tentunya didukung oleh msayarakat dan negara. Negara itu harus perduli dengan tradisinya sendiri,” ucapnya.

Penulis: Fika Eliza
Editor: Moh. Azzam

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: iswadi pratamamonolog musikal srintilronggeng dukuh paruksrintil art swarataman budaya jawa tengahTrie utami
Previous Post

Kolektivitas Seni Trie Utami dalam Lakon Srintil

Next Post

Butuh Tambahan Uang? Ini 5 Pekerjaan Freelance yang Cocok untuk Mahasiswa

Fika Eliza

Fika Eliza

Related Posts

Secangkir Kopi, Kedai Kopi Literasi, Kedai Kopi Mahasiswa, Philocoffe Street, UIN Walisongo
Sosok

Segenggam Rezeki dalam Secangkir Kopi

by Moehammad Alfarizy
22 Mei 2025
0

...

Read more
PekaKota, PekaKota Institute, PekaKota Forum ke-76, Tradisi Menjaga Lingkungan, Upaya Menjaga Lingkungan

PekaKota Forum ke 76 Sebagai Ruang Refleksi Menjaga Tradisi, Merawat Lingkungan

14 April 2025
Menyelami Sejarah, Pameran Koran Langka, Pers dalam Lorong Waktu, Koran Semarang, Sejarah Koran Semarang

Perjalanan Waktu Menyelami Sejarah

30 Desember 2024
Kota Lama, Gule Bustaman Pak No, Warung Gule, Warung gule semarang, Kuliner Semarang, Kota lama Semarang,

Gulai Legenda di Pojok Kota Lama

23 Desember 2024
Kafe Gethe, Kafe Gethe Semarang

Kafe Gethe Semarang, Teh Klasik Kental dengan Sejarah

18 Desember 2023

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
UIN Walisongo, KKN MIT UIN Walisongo, KKN UIN Walisongo, KKN Reguler, KKN 2025

KKN MIT dan Reguler UIN Walisongo Tahun 2025 Resmi Dibuka, Mahasiswa Keluhkan Informasi Mendadak

14 Juni 2025
nur eliana rosyadah, seminar nasional career boost, seminar formakip, formakip uin walisongo, uin walisongo

Nur Eliana Rosyadah Uraikan Tips Sukses Berkarir di Dunia Kerja

21 Mei 2025
Beberapa orang terlihat sedang makan di Kantin Kampus 3 UIN Walisongo, Rabu (11/6/2025). (Amanat/Alfarizy).

Mahasiswa dan Penyewa Oultet Keluhkan Banyaknya Fasilitas Rusak di Kantin Kampus 3

12 Juni 2025
SEMA FDK, Diskusi Terbuka FDK, FDK UIN Walisongo, Diskusi Mahasiswa, UIN Walisongo

SEMA FDK Gelar Diskusi Terbuka Ajak Mahasiswa Melek Politik

28 Mei 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua FORMAKIP UIN Walisongo Pastikan Tidak Ada Pemotongan Biaya Living Cost

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend