Semarang – Sabtu malam 28 November 2020 mungkin akan menjadi hari paling dikenang bagi sobat-sobati NU Backpacker Ungaran. Bagaimana tidak, di masa pandemi yang semakin hari semakin mempersempit ruang gerak, pada malam itu seolah mendapat angin segar diadakannya lailatut tasyakkur atau malam tasyakuran bertambahnya usia komunitas.
Tepat pada malam itu genaplah usia NU Backpacker Ungaran yang pada tahun pertama.
Dibalut tebalnya kabut Vanaprastha Camp Area yang terletak di antara kawasan Candi Gedong Songo Bandungan, suasana dingin menyelimuti malam.
Acara peringatan Ulang Tahun pertama itu mengangkat tema “Ambalwarsa NU Backpacker Ungaran Manunggaling Bawana ing Gusti”.
Kehangatan malam itu juga seolah menjadi obat pereda rindu bagi sobat-sobati NU Backpacker se-nusantara. Acara tersebut seperti menjadi malam temu kangen dan silaturahmi antar anggota NU Backpacker dan komunitas lainya. Tercatat ada sedikitnya 10 komunitas hadir dalam acara tersebut.
“Selain sebagai peringatan ulang tahun yang pertama, acara malam ini juga menjadi wadah bagi sobat-sobati untuk bersilaturahmi kembali setelah sekian lama kita angkrem dilanda pandemi Covid-19 ini. Namun begitu kita juga tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah,” kata Kentung Abdullah selaku korlap acara tersebut.
Disinggung mengenai tema yang diusung, Kentung menjelaskan tentang pentingnya berkehidupan secara damai bersama alam dalam menuju kepada Tuhan yang satu.
“Manunggaling Bawana ing Gusti itu kita ambil dari keresahan kita di tengah kehidupan masyarakat yang semakin ke sini seolah semakin lupa tentang pentingnya menjaga ekosistem di bumi,” jelasnya.
Senada dengan apa yg disampaikan Kentung, Syuryadi GT selaku guest star pada malam itupun mengiyakan. Pria asal Jogja yang juga founder komunitas Balancing Art Indonesia itu berpesan pada seluruh peserta malam itu untuk saling menjaga satu sama lain dan mempererat tali silaturahmi.
“Tidak hanya ke sesama manusia atau sesama komunitas tapi juga sebagai sesama makhluk Tuhan. Banyak filosofi yang bisa diambil dari alam. Salah satunya tentang keseimbangan dalam berkehidupan,” tandasnya.
Acara malam itu di akhiri dengan jamming bareng oleh musisi akustik asal Gunungpati Semarang, Eksan Thow Acoustic. Pesertapun hanyut dalam petikan gitar dan alunan alam malam itu.
Pagi harinya peserta serentak melakukan tanam pohon di area Vanaprastha Gedong Songo setelah sebelumnya melakukan senam pagi bersama-sama. Sedikitnya ada sekitar 150an bibit tanaman disediakan oleh panitia dalam acara tersebut.
Penulis: Romo Gendhis