• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Senin, 25 September 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Menjadikan Fenomena “Salah Jurusan” Lebih Bermakna

Sebenarnya terdapat beberapa alasan lain mengapa seseorang bekerja tak sejalan dengan apa yang ia pelajari.

Redaksi SKM Amanat by Redaksi SKM Amanat
2 tahun ago
in Artikel, Uncategorized
0
Sumber: Brilio.net

Banyak mahasiswa yang merasa salah jurusan ketika kuliah. Fenomena ini umum terjadi di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Sehingga ketika lulus dari kampus, tak sedikit orang yang bekerja atau berkarir tidak sesuai jurusannya.

Kuliah Jurusan Manajemen namun bekerja menjadi call center. Jurusan Pertanian namun bekerja sebagai pegawai administrasi. Ada juga yang kuliah di Jurusan Sains tapi bekerja sebagai desk collector.

Dalam penelitian yang berjudul Indonesia Career Center Network (ICCN) pada tahun 2017, dinyatakan bahwa 87% mahasiswa di Indonesia mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka cenderung mengambil jurusan umum yang dibutuhkan di dunia kerja daripada mengambil jurusan yang khusus tetapi peluang kerjanya sedikit. Dengan salah jurusan ini, mereka cenderung terpaksa dan tidak optimal dalam menjalani perkuliahan serta berujung dengan bekerja di luar bidangnya.

Sebenarnya terdapat beberapa alasan lain mengapa seseorang bekerja tak sejalan dengan apa yang ia pelajari, di antaranya;

Kurang skill

Baca juga

Terjebaknya Generasi Milenial dalam Perangkap Sandwich Generation

Strawberry Parents: Pola Asuh Masyarakat Modern?

Mengenal Fenomena Social Loafing pada Mahasiswa

Keterampilan dan pengalaman yang kurang tentang dunia kerja biasanya membuat kita bingung dalam memilih pekerjaan. Pekerjaan yang ‘seadanya’ dan ‘sebisanya’ akan menjadi jalan ninja dalam mengambil pekerjaan. Serabutan pun rela dikerjakan daripada hanya sekedar menganggur.

Kurangnya skill biasanya mengantarkan kita pada pekerjaan dengan gaji yang minim. Pekerjaan dengan gaji yang besar cenderung menuntut kita untuk terampil dalam bidang yang kita tekuni. Misalnya seorang manajer dengan gaji besar harus memiliki management skill dan mahir dalam pekerjaannya

Perbedaan Skill dengan Jurusan

Terkadang skill yang kita minati berbeda dengan apa yang kita pelajari di perkuliahan. Misalnya kuliah jurusan sains namun memiliki skill videografi dan pengalaman yang mumpuni sehingga bekerja dalam industri perfilman.

Memiliki keterampilan yang tidak sejalan dengan jurusan bukanlah masalah. Kita bisa mengasah dan mempersiapkannya untuk terjun di dunia kerja. Pada kenyataannya, lowongan pekerjaan tidak hanya melihat latar belakang pendidikan saja. Tetapi juga dari pengalaman dan keterampilan yang kita miliki.

Kita tidak bisa sepenuhnya memaksa keadaan untuk selaras dengan apa yang kita inginkan. Misalnya ketika orang tua menuntut kita untuk meneruskan bisnis keluarga yang mana berbeda dengan jurusan kita, namun tidak ada pilihan lain untuk menolaknya. Selain itu, bisa juga karena kurangnya lapangan pekerjaan yang sejalan dengan jurusan yang kita pelajari.

Mencoba sesuatu di luar zona nyaman membuat kita menjadi terbuka dengan hal-hal baru. Kita berusaha untuk beradaptasi dengan keadaan yang sebelumnya belum pernah ada di benak kita. Seperti halnya kuliah salah jurusan.

Meski begitu, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan mahasiswa yang merasa salah jurusan. Kampus merupakan laboratorium ilmu pengetahuan. Di sana, kita tidak hanya bisa mengambil pengetahuan dari jurusan kita, namun juga bisa mengambil dari luar itu. Dalam arti, pengetahuan yang kita sukai.

Di dalam kampus, aktivitas bukan hanya melulu soal kuliah dengan dosen. Namun juga ada organisasi baik itu dalam bentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun organisasi luar yang terhubung dengan dunia kampus.

Capaian setiap kampus adalah menjadikan lulusannya menjadi ahli di bidang yang digeluti. Namun, bagi mahasiswa yang merasa salah jurusan dan harus ‘terpaksa’ bertahan di kampus itu karena alasan di luar dirinya, dia masih bisa menjadi ahli dengan alternatif pengetahuan di luar jurusannya yang ia sukai.

Teori keahlian yang paling popular bahwa kunci untuk menjadi seorang ahli adalah mencurahkan setidaknya 10.000 jam untuk mempelajari dan mempraktikkan suatu hal. Gagasan ini pertama kali dicetuskan oleh penulis psikologi, Malcolm Gladwell.

Gladwell juga berpendapat, musisi hebat The Beatles kemungkinan menghabiskan sekitar 10.000 jam berlatih bermain musik selama awal 1960-an. Lalu pengusaha teknologi, Bill Gates, ia telah mengabdikan 10.000 jam untuk mempraktikkan pemrograman sebelum dia menciptakan Microsoft.

Gladwell menegaskan, seseorang bisa menjadi ahli di hampir semua bidang selama mereka bersedia mencurahkan 10.000 jam yang diperlukan untuk mempelajari dan mempraktikkan subjek atau keterampilan.

Selamat mencoba!

Penulis: Gita Nurul Faradina

  • 9SHARE
  • 0
  • 9
  • 0
  • 0
Tags: kuliahpekerjaansalah jurusanskill
Previous Post

Toxic positivity : Emosi Negatif Itu Perlu

Next Post

Dakwah Walisongo Patut Dilestarikan Generasi Muda

Redaksi SKM Amanat

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

Sandwich Generation, Artikel Sandwich Generation, SKM Amanat
Artikel

Terjebaknya Generasi Milenial dalam Perangkap Sandwich Generation

by Lawinda Rahmawati
7 September 2023
0

...

Read more
Masyarakat Modern, Strawberry Parents

Strawberry Parents: Pola Asuh Masyarakat Modern?

14 Juni 2023
Mahasiswa, Social loafing

Mengenal Fenomena Social Loafing pada Mahasiswa

16 Mei 2023
Kekerasan Seksual

Kenali Faktor Kerentanan Penyebab Kekerasan Seksual

15 Mei 2023
Internalized Misogyny

Seksisme “Internalized Misogyny”; Perempuan Wajib Tahu!

1 Mei 2023

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
SKM Amanat, Seminar Pers dan Bincang sastra, Harlah SKM Amanat

Antusiasme Narasumber dan Peserta Hadiri Seminar Pers dan Bincang Sastra SKM Amanat

21 September 2023
Cakruma SKM Amanat, SKM Amanat

Cek di Sini! 69 Cakruma SKM Amanat 2023 yang Berhak Ikuti Pra-Workshop

31 Agustus 2023
Cakruma SKM Amanat, SKM Amanat

Memasuki Tahap Workshop, SKM Amanat Loloskan 35 Cakruma 2023

17 September 2023
Prodi ISAI UIN Walisongo, UIN Walisongo

Belajar Asik di Bawah Pohon ala Prodi ISAI UIN Walisongo

14 September 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend