• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, 31 Januari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Mengenang Kembali, Kematian Sang Penyair “Si Binatang Jalang”

Kepribadiannya yang anti penindasan tergambar jelas lewat puisi-puisinya, diksi-diksi dalam puisinya sangat menggebu-gebu dan penuh ambisi akan kebebasan

Mohammad Azzam by Mohammad Azzam
4 tahun ago
in Artikel
0
(Sumber Foto: www.merahputih.com).

Siapa yang tak kenal dengan Chairil Anwar? Penyair ternama angkatan ’45 sekaligus pelopor puisi modern di Indonesia itu. Di eranya, puisi tidak lagi tunduk pada aturan baku yang berlaku sebelumnya. Ia menurunkan puisi, yang sebelumnya hanya dapat dipahami golongan elit intelektual menjadi dapat diterima oleh tukang becak, petani, buruh dan lain sebagainya.

Chairil menghabiskan sebagian besar hidupnya di zaman penjajahan. Tak heran, jika kebebasan menjadi hal yang sangat mahal banginya. Oleh sebab itu, Sjuman Djaya dalam buku Aku: Berdasarkan perjalanan dan Karya penyair Chairil anwar, menggambarkan Chairil sebagai pribadi yang tak suka dikekang.

Suatu ketika, ia pernah menolak opsir Jepang yang hendak mencekalnya. Bahkan, ia justru menantang sang opsir meskipun tendangan mendarat di mukanya yang tirus. Bagi Chairil, seorang yang dikekang bagaikan seekor binatang.

Kepribadiannya yang anti penindasan tergambar jelas lewat puisi-puisinya. Diksi-diksi dalam puisinya sangat menggebu-gebu dan penuh ambisi akan kebebasan. Karena itu, julukan ” si binatang jalang” pun melekat pada diri penyair modern ini.

Sikap patriot yang ia tunjukkan tak sekedar lewat kata-kata indah. Ia pernah terlibat langsung melawan penjajah di Surabaya, hingga kerap kali keluar masuk penjara akibat tindakannya tersebut.

Baca juga

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Dalam pribadinya yang keras, Sjuman Jaya menceritakan, Chairil juga dikenal sebagai penyanyang perempuan. Tak jarang, ia sering menciptakan puisi-puisi tentang perlajalanan asmaranya. Meskipun, karya-karyanya tersebut tidak pernah ia publikasikan semasa masih hidupnya.

Kebesaran Chairil sempat hilang dari perbincangan masyarakat umum. Faktor rentan waktu yang lama atau rendahnya minat masyarakat tentang sastra. Namun, namanya mucul kembali berkat film Ada Apa Dengan Cinta ¬(AADC) yang tayang pada tahun 2002. Puisi-puisi Chairil menjadi nyawa pada cerita film arahan Rudi Sudjarwo itu.

Ragga sebagai pemeran utama dalam film AADC sangat mengagumi sosok Chairil Anwar. Buku Aku: Berdasarkan perjalanan dan Karya penyair Chairil anwar karangan Sjuman Djaya menjadi pegangan utama Rangga dalam mengenal sosok penyair modern itu.

Di dalam buku tersebut, Sjumaji Jaya menilai puisi “Aku” mewakili kepribadian Chairil yang tegas dan anti penindasan. Banyak yang kita dapat dari sosok Chairil. Mengenang Chairil, berarti mengenang semangat kebebasan.

Rangga sebagai pemeran utama dalam film AADC sangat mengagumi sosok Chairil Anwar. Buku Aku: Berdasarkan perjalanan dan Karya penyair Chairil anwar karangan Sjuman Djaya menjadi pegangan utama Rangga dalam mengenal sosok penyair modern itu. Di dalam buku tersebut, Sjumaji Jaya menilai puisi “Aku” mewakili kepribadian Chairil yang tegas dan anti penindasan.

Chairil meninggal tanggal 28 April, 70 tahun silam. Kematiannya, diperingati sebagai hari puisi nasional.

Banyak yang kita dapat dari sosok Chairil. Mengenang Chairil, berarti mengenang semangat kebebasan.

“Aku”

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sendu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan yang terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih

Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Penulis: Azzam Ashari

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: chairil anwarhari puisi nasionalpenyair binatang jalangpuisi aku chairil anwar
Previous Post

Ini Juara Turnamen Bola Voli POM Rayon I Jawa Tengah 2019

Next Post

Diskusi Publik Bersama Calon Rektor Karena Desakan, Bukan Ajang Kampanye

Mohammad Azzam

Mohammad Azzam

Diam diam diam bicara

Related Posts

cancel culture di media sosial
Artikel

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

by Redaksi SKM Amanat
6 Desember 2022
0

...

Read more
ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

1 Desember 2022
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
perdebatan di media sosial

Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang

2 November 2022
cancel culture

Maraknya Tren “Cancel Culture”; Seberapa Parahkah?

31 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
pentingnya jurnalisme data

Jurnalisme Data dalam Bercerita

30 Januari 2023
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
Mahasiswa UIN Walisongo kena tipu online

Mahasiswa UIN Walisongo Kena Tipu Online, Rugi 8 Juta Lebih

5 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend