Impulsive buying dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kecenderungan individu untuk membeli suatu produk secara spontan atau tanpa melalui pertimbangan dan proses berpikir panjang.
Dedy Ansary & Dita Amanah dalam Jurnal “Memahami Impulsive Buying dalam Proses Keputusan Pembelian Konsumen”, menuliskan impulsive buying sebagai pembelian yang tidak rasional dan pembelian yang cepat serta tidak direncanakan, diikuti dengan adanya konflik pikiran dan dorongan emosional.
Pada praktiknya, pelaku impulsive buying umumnya lebih menggunakan emosi perasaan daripada logika. Pada kasus ekstrem, perilaku impulsive dapat dipengaruhi oleh stimulus sesaat. Membeli dalam jumlah lebih banyak dan lebih sering dibanding konsumen lainnya.
Impulsive buying tidak hanya terjadi di toko tradisional (offline store). Namun juga terjadi di toko online. Meningkatnya jumlah gerai di marketplace dengan berbagai stimulus yang menarik, turut meningkatkan faktor terjadinya pembelian impulsif.
Berdasarkan hasil survei Analytic Data Advertising (ADA) sejak Maret 2020 belanja masyarakat pada marketplace meningkat hingga 400%. Peningkatan ini secara tidak langsung memengaruhi munculnya perilaku impulsive buying di kalangan masyarakat.
Impulsive Buying memiliki beberapa karakteristik, Novia & Harmon dalam Jurnal “Faktor Penentu Perilaku Impulsive Buying pada Fashion Business di Kota Bandung”, menguraikan bahwa impulse buying memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
1. Spontanitas
Pembelian ini tidak diharapkan, ia memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga. Spontanitas hadir sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung terjadi di tempat penjualan.
2. Kekuatan, kompulsi, dan intensitas
Ditandai dengan adanya motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak seketika atau memutuskan saat itu juga.
3. Kegairahan dan stimulasi
Merupakan desakan yang dirasakan seseorang secara mendadak untuk membeli, sering juga disertai emosi yang dicirikan dengan perasaan “menggairahkan” atau “menggetarkan”.
4. Ketidakpedulian akan akibat
Muncul desakan untuk membeli segera, pelaku impulsive buying akan merasa sulit untuk menolaknya. Mereka mengabaikan akibat yang bisa menimbulkan hal-hal negatif setelahnya.
Lawinda Rahmawati