Amanat.id- Setelah melewati taman Jati area kampus 2 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, terlihat beberapa orang sedang membuat relief dengan ukiran denah Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM).
Dosen Ilmu Seni Arsitektur Islam (ISAI), Sofi mengatakan bahwa relief tersebut sudah direncanakan sejak 2019 dan dirancang dari aspirasi seni para dosen ISAI.
Menurutnya, papan nama yang semula bertuliskan Fakultas Ushuludin dan Humaniora tersebut diubah menjadi relief denah FUHUM agar lebih berfungsi.
“Sebenarnya sudah ada rencana sejak 2019. Namun, tidak tau kenapa baru dibangun ketika mau ada acara kalam FUHUM kemarin,” ungkapnya saat diwawancarai tim Amanat.id, Senin (20/02/2023).
Dosen ISAI lainnya, Muhammad Sahal atau yang kerap disapa Acong menjelaskan bahwa relief denah tersebut dibangun menggunakan master tanah liat yang dicetak dan dilapisi resin.
“Itu dibuat menggunakan teknik cetak. Jadi tanah liat sebagai master dicetak sedemikian rupa kemudian dilapisi resin agar reliefnya lebih tahan lama. Pembuatannya juga menggunakan teknik kriya,” tutur Acong.
Sedangkan untuk teknik pewarnaan menggunakan teknik monokrom, menyesuaikan warna bangunan di sekitar ISAI yang khas.
“Untuk pewarnaan sendiri itu seperti monokrom ya, menyesuaikan warna bangunan di sekitar FUHUM agar terlihat berkesinambungan,” jelasnya.
Salah satu mahasiswa jurusan ISAI, Jamil mengatakan bahwa pembangunan denah seperti itu lebih menarik dan sesuai dengan ISAI yang mengutamakan seni di setiap karya-karyanya.
“Denah FUHUM dibuat relief supaya lebih menarik dan lebih unik. Selain ada maknanya, denah FUHUM di situ juga bisa dijadikan sebuah ornamen, hiasan yg ketika kita mau masuk di pertigaan FUHUM,”
“Memang tidak dengan waktu sebentar bisa mengartikan relief-nya, justru itu menjadikan seni-nya muncul,” ujarnya.
Reporter: Riska Ayu
Editor: Revina