Lebih dari 192 negara setiap tahunnya memperingati Hari Bumi pada 22 April. Perayaan Hari Bumi yang dikoordinir oleh Earth Day Network biasanya diperingati dengan acara perayaan lingkungan. Beberapa yang pernah dilakukan seperti penanaman pohon, pesta bertema lingkungan, pengumpulan sampah dan diskusi bertema lingkungan.
Pada dasarnya, perayaan Hari Bumi bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, karena aktivitas manusia, setiap tahunnya, memberikan efek penurunan kondisi bumi.
Tahun ini, tema Hari Bumi sedunia adalah Protect our species. Spesies yang menjadi sorotan utama di antaranya adalah lebah, jerapah, gajah, capung, batu koral dan ikan paus. Sebelumnya, Bumi telah menghadapi kepunahan besar-besaran pada 60 juta tahun lalu, tapi tidak seperti nasib dinosaurus, kecepatan kepunahan spesies saat ini berhubungan dengan akibat aktifitas manusia.
Kerusakan bumi dan kecepatan kepunahan sebagai akibat aktifitas manusia, seperti: perubahan iklim, deforestasi, habitat yang hilang, perdagangan liar, polusi dan penggunaan pestisida. Jangkauan akibatnya sangatlah luas dan berjangka panjang.
Kabar baiknya, kepunahan bisa diperlambat dan spesies yang terancam punah masih bisa diselamatkan jika warga bumi berkeja sama untuk membuat gerakan perubahan global dari konsumen, pemilih, pendidik, pemimpin dan ilmuan untuk membuat tindakan nyata.
Mahasiswa memiliki tugas yang cukup penting, terlepas dari tugasnya untuk menyelesaikan studi. Seperti diketahui bahwa pada dasarnya menjaga hubungan baik dengan sesama individu dan lingkungan merupakan suatu usaha manusia untuk mendapatkan keharmonian hidup.
Menurut undang-undang nomor 40 tahun 2009 pasal 17, salah satu peran mahasiswa sebagai pemuda adalah sebagai agen perubahan yang diwujudkan dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Suatu kenyataan bahwa saat ini keikutsertaan mahasiswa dalam mencapai terciptanya kondisis keselarasan lingkungan sangatlah diharapkan. Berbagai komunitas dan kegiatan ditawarkan bagi mahasiswa, dalam hal tersebut tentunya mahasiswa harus selalu selektif jangan sampai terkecoh sehingga malah mengganggu keberlangsungan lingungan di Bumi.
Mahasiswa di era teknologi memiliki peran dan tanggung jawab yang semakin besar, karena untuk saat ini dan kedepannya, dia bukan hanya berhadapan dengan isu lingkungan jangka pendek saja, tetapi juga jangka panjang.
Oleh karena itu, melakukan aksi peduli lingkungan bukanlah hal yang buruk, meskipun begitu akan lebih baik lagi jika aksi itu diselipi dengan kegiatan edukasi, kesadaran menjaga lingkungan supaya masyarakat juga turut serta menjaga lingkungan. Lingkungan bukan hanya milik mahasiswa, tetapi milik seluruh warga bumi.
Penulis: Wiwid Saktia