Amanat.id- Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2022 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang berjalan sedikit kurang kondusif. Ditengarai beberapa peserta keluar dari barisan setelah melakukan paper mob. Berlangsung di lapangan utama kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Pada Rabu(03/08/2022).
Sekelompok mahasiswa yang berjualan es jeruk di pinggir lapangan membuat beberapa peserta PBAK menerobos keluar dari barisan yang dijaga oleh panitia dan Resimen Mahasiswa (Menwa), sehingga menyebabkan kericuhan.
Saat ditemui oleh reporter Amanat.id, salah satu mahasiswa yang berjualan Bilhaiq menuturkan bahwa ide berjualan di tengah acara PBAK merupakan inisiatif bersama teman-temannya. Ketika ditanya tentang perizinan dari kampus, ia menimpali jika tidak ada regulasi atau pelarangan dari kampus.
“Karena dari pihak kampus tidak ada regulasinya, maka kita tetap menggelar jualan ini. Kalau ada perizinannya kita pasti akan tetap izin,” tuturnya.
Bilhaq mengatakan ide berjualan es jeruk di tengah acara PBAK untuk mendulang cuan mengingat cuaca Semarang yang panas. Namun, tak berjalan lama usahanya terpaksa harus dibubarkan oleh panitia dan Menwa untuk menghindari kerumunan yang terjadi.
Pembeli sekaligus peserta PBAK 2022 dari DKI Jakarta, Wicaksono beralasan cuaca yang panas membuat dirinya memilih keluar dari barisan dan membeli es.
“Karena tadi merasa haus dan cuaca panas,” jelasnya.
Personil Menwa, Bazar Mu’ammal menuturkan bahwa adanya orang yang berjualan di tengah acara PBAK mengakibatkan suasana menjadi tidak kondusif. Ditambah dengan cuaca yang panas membuat para peserta menjadi keluar dari barisan.
“Karena yang jualan hanya satu dan tidak ada perizinan secara resmi ditambah dengan banyaknya jumlah peserta jadi berebut kesini semua. Sehingga, kami kesulitan untuk mengatur peserta,” ujar Reza.
Salah satu panitia PBAK 2022, Muhammad Akra Faras Fajari menanggapi kejadian berjualan di tengah PBAK seharusnya tidak terjadi untuk menimalisir keributan.
“Untuk meminimalisir keributan, lebih baik ditiadakan untuk jualan seperti itu karena kurang efisien saja,” ungkapnya.
Reporter: Salsabila
Editor: Safira
(Telah di revisi)