
Ada sebuah falsafah Jawa yang menarik dan penting untuk dipelajari dan dipahami masyarakat Jawa dan Indonesia. Falsafah itu bernama “Mandor Klungsu.”
Falsafath Mandor Klungsu adalah tentang seseorang yang menjadi pelopornya, yakni Raden Mas Panji Sosro Kartono, ialah kakak kandung R. A Kartini dan putra dari Bupati Jepara di Jawa Tengah.
Perlu diketahui, Sosro Kartono memiliki di jamannya bergelar Mandor Klungsu. Apakah gelar tersebut yang menjadi alasan lahirnya sebuah falsafah jawa?
Makna Mandor Klungsu
Mandor Klungsu memiliki arti pengawas bijinya asam. Namun, jika ditelaah lebih dalam, klungsu ini akan menjadi cikal bakal pohon asam, yang mana, hampir seluruh bagiannya bermanfaat. Daunnya misalnya, bermanfaat sebagai obat, buahnya, kayunya, dan lainnya. Akan tetapi, hakikat nama Mandor Klungsu sebenarnya dimaksudkan untuk menjadi falsafah hidup yakni seseorang yang bermanfaat di semua levelnya.
Keinginan menjadi Klungsu, buah asam yang semua bagiannya bermanfaat, kokoh seperti kayunya, dan rindang. Sosok yang diidamkan harus mampu meneduhkan, yang kokoh, dan seluruh hidupnya bermanfaat bagi sesama.
Selanjutnya, Mandor itu seorang pengawas namun bukan yang punya, ia aktif tapi bukan pemilik. Hal itu, seandainya dikaitkan dengan sosok Klungsu yang kokoh, mengayomi dan bermanfaat, seseorang itu hanya menjalankan perintah karena memposisikan dirinya sebagai mandor, bukan pemilik dari Klungsu tersebut.
Jadi, dapat dikatakan, Mandor Klungsu hanya menjalankan perannya sebagai seseorang yang diperintahkan untuk berbuat mengayomi, meneduhkan dan bermanfaat bagi sesama. Kalau dalam bahasa jawa “kula dermi ngelampahi kemawon” yang artinya “saya hanya menjalani saja.”
Telaah
Dalam hidup kita, semua kebaikan yang dihasilkan, sifatnya hanya menjalani, bukan menguasai. Ungkapan lainnya yaitu “namung madosi barang ingkang sae, sedaya kula sumanggaken dhateng gusti” yang artinya hanya mencari hal yang baik, dan semuanya dipersembahkan kepada tuhan, yang dimaksud di sini Allah.
Hal ini, seperti konsep ikhlas dalam Islam yang berarti tulus dalam melakukan suatu hal. Seorang yang mengerjakan suatu kebaikan dengan semata-mata mengharapkan ridha dari Allah bisa disebut ikhlas. Karena ikhlas sendiri tidak mengahrapkan imbalan apapun dari manusia selain kepada Allah.
Namun, Hal itu berbanding terbalik dengan fenomena hari ini yang memperlihatkan sebagia umat beragama masih mengharapkan imbalan langsung dari manusia. mereka yang semacam itu biasanya melupakan bahwa ada konsep ikhlas dalam semua agama, tidak hanya di Islam saja.
Konsep Mandor Klungsu yang diusung Sosro Kartono bisa membantu kita untuk memahami makna ikhlas dengan menggunakan istilah jawa. Karena memang, Kartono sendiri berasal dari Jawa.
Sosok Sang Mandor Klungsu
Sosro Kartono merupakan orang pertama di era pergerakan yang mengenyam bangku kuliah di Belanda. Yang menarik dari Kartono ialah ia punya kemampuan indigo dan membuat heboh dengan kemampuanya itu.
Kartono lahir sekitar tahun 1887 di zaman Belanda. Ia hampir 29 tahun mengembara di Barat, dan juga terkenal dengan sebutan Pangeran dari Jawa. Saking lamanya di barat, Sosro Kartono mengusai 41 bahasa asing.
Kakak R. A Kartini ini punya banyak nama lain, diantaranya yang populer ialah dengan nama Mandor klusung. Dalam bahasa Jawa Mandor sendiri mempunyai arti kepala atau pengawas dan Klungsu berarti biji buah Asam.
Penulis: Mohammad Hasib