Petir mengetarkan jendela, dinding, dan dada.
Dengan air mata kau hapus jejak-jejak manusia yang lelah,
yang resah, yang memaksa mereka untuk tak mengingat kembali apa yang
sudah terjadi.
Lalu, kemanakah ia setelah hujan reda?
Detak terus menggerakkan detik-detik kehidupan.
Seorang wanita berada tepat di tebing gelisah.
Ia telah melakukan perjalanan panjang, pada kota-kota yang
disebutnya lelaki.
Semakin lama ia berjalan, semakin hitam kabut di matanya.
Yang jatuh adalah sedih, yang menjadi benih untuk kehidupan.
seorang wanita, tumbuh lagi dari sana.
Sigit A.F
Penyair kelahiran Jepara 3 Maret 1996
Gunung, senja, nada, dan kata-kata adalah kegemarannya dalam kehidupan