Makanan cepat saji yang lebih dikenal dengan nama junk food telah berkembang pesat di indonesia, karena sebagian besar orang indonesia menganggap junk food lebih efektif terhadap waktu serta bisa ditemukan dimana-mana, serta memiliki cita rasa yang lezat.
Selain itu, di zaman millenial ini junk food dianggap sebagai makanan kekinian yang dianggap dapat meningkatkan gengsi, tidak sedikit kita melihat fenomena seseorang lebih memilih makanan dengan kemasan dan tampilan yang menarik demi kebutuhan konten sosial media. Mereka asik berfoto bersama menu junk food yang sedang viral, kaum milenial merasa bangga memamerkan makanannya di sosial media dan berharap mendapatkan like serta komentar yang banyak.
Meskipun sudah sejak lama mengundang kontroversi karena terungkapnya beberapa dampak negatif, namun eksistensi Junk food tidak pudar.
Ada banyak kandungan zat-zat yang berbahaya di dalamnya, salah satunya lilin yang ada pada mie instan. Tak hanya itu nyatanya di dalam junk food terkandung jumlah lemak yang besar, rendah serat, banyak mengandung garam, bahan pengawet dan penyedap yang lebih dikenal dengan sebutan micin.
Fenomena istilah micin juga mendadak kerap digunakan oleh remaja ketika melihat hal-hal yang kurang normal. Maksud dari hal yang kurang normal itu seperti seseorang yang telat untuk berfikir, lama menjawab bila diajak bicara, tak jarang, mereka akan mendapat sebutan “Kebanyakan Micin”. Memang benar, tak bisa dielakkan, junk food memang mengandung banyak zat berbahaya apabila dikonsumsi secara terus menerus.
Sering disebut sebagai makanan sampah?
Menurut dr. Sunali Sharma ahli nutrisi telah membuktikan bahwa mengkonsumsi junk food secara terus menerus akan menyebabkan makanan tersebut tertimbun di dalam tubuh yang dikemudian hari bisa menjadi resiko obesitas, penyakit kardiovaskular dan masalah kesehatan kronis lainnya, lemak yang bertumpuk dalam tubuh bisa menyumbat pembuluh darah arteri dan menyebabkan serangan jantung. Selain itu makan junk food juga memepengaruhi otak dan membuat kecaduan.
Mengkonsumsi junk food tentu saja dapat menurunkan imunitas dan reproduksi remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terganggu jika remaja terlalu hobby mengkonsumsi junk food.
Sistem imunitas diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat menimbulkan bahaya dalam lingkungan hidup sekitar kita, maka dari itu junk food sering disebut makanan sampah oleh para peneliti.
Oktober tahun 2019 lalu, ada seorang gadis di inggris yang hampir buta. Setelah di analisis ternyata penyebabnya adalah adanya lemak yang bertumpuk dalam tubuh, tidak adanya nutrisi dan penyumbatan pembuluh darah.
Kalau sudah begini, apakah kamu masih hobi makan junk food?
Ada beberapa cara untuk mencegah konsumsi kita pada junk food, salah satunya adalah pola hidup yang harus diubah, menahan diri atau batasi konsumsi kita pada makanan siap saji.
Selain itu, ada beberapa makanan yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi ketika sudah kecanduaan makan junk food. Pertama adalah kismis, makanan ini diyakini bisa mengakhiri hasrat dan rasa lapar Terhadap makanan berkalori tinggi, yang kedua adalah sandwich dari roti gandum, sayuran, dan daging ayam tanpa lemak, dan membiasakan diri mengkonsumsi buah-buahan segar dan kacang-kacangan.
Maka dari itu, apabila anda merasa bahwa selama ini anda adalah penikmat sejati junk food mulailah untuk perlahan-lahan meninggalkan makanan tersebut. Mulailah sayangi diri anda sendiri dengan menjaga kesehatan.
Penulis: Yuli Melinia