Amanat.id- Memasuki hari pertama perkuliahan secara luring di semester genap, tampak dua baris motor berjejer di depan Gedung K Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Terlihat menghalangi akses jalan dan menjadikan suasana yang tidak tertib, membuat Wakil Dekan (WD) I FITK, Mahfud Junaedi turun tangan secara langsung untuk menertibkan parkiran motor, Senin (13/02/2023).
Mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Rohatin Aulan merasa heran dengan keramaian yang terjadi di depan gedung K.
“Selesai mata kuliah di gedung K pukul 10.20, saya melihat keramaian di depan gedung yang ternyata ada bapak wakil dekan satu sedang menegur mahasiswa yang parkir di baris kedua,” jelasnya saat diwawancarai oleh tim Amanat.id.
Mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Arina memarkirkan motornya di depan gedung K dengan alasan lebih dekat.
“Saya tadi kuliah di gedung K, supaya dekat dengan kelas saya makannya saya parkir di sini,” ucapnya.
Ia merasa fasilitas lahan parkir Kampus 2 UIN Walisongo cukup, hanya saja kurangnya kesadaran mahasiswa mengenai ketertiban parkir.
“Untuk fasilitas lahan parkir sih cukup dan memadai. Mahasiswanya saja yang harusnya parkir di tempat yang sudah disediakan,” katanya.
Menanggapi hal ini, Mahfud Junaedi mengatakan bahwa lahan di depan gedung K bukanlah untuk parkir motor. Namun, dirinya tetap memberikan toleransi dengan hanya mengisi satu baris saja untuk memarkirkan motor.
“Sebenarnya depan gedung K itu bukan lahan parkir, saya masih memberikan toleransi jika baris parkir motor hanya satu dan tadi pagi saya melihat parkiran motor yang mencapai dua baris, tentu saja ini merusak pemandangan dan menghalangi jalan,” ujarnya.
Mahfud menilai mahasiswa bertingkah laku seenaknya sehingga sifat menyepelekan ketertiban parkir dapat membentuk karakter yang buruk.
“Mahasiswa itu maunya parkir seenaknya, sudah disiapkan lahan parkir tapi maunya parkir di depan gedung, lahan yang disediakan parkir di bawah samping gedung K kosong, tapi malah milih parkir di depan gedung, dari sifat menyepelekan hal kecil ini tentu akan merusak kebiasaan dan karakter,” ucapnya.
Ia sudah memberikan rambu-rambu larangan parkir di depan gedung K supaya hal ini tidak terulang.
“Tadi setelah saya menegur mahasiswa yang sembarangan parkir di sana, saya langsung suruh pegawai dekanat untuk menempelkan selembaran batasan parkir di sana. Jika perlu akan diberikan rambu-rambu batasan parkir seperti bentuk plang atau banner,” ungkapnya.
Mahfud berharap agar mahasiswa dapat menurunkan egonya dan menjaga ketertiban parkir.
“Sewaktu-waktu bisa saya kasih sanksi. Semoga mahasiswa dapat menurunkan egonya dan mau menertibkan disiplin parkir,” tutupnya.
Reporter: Muzayanah
Editor: Revina