Amanat.id- Tim Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram Dari Rumah (KKN MIT DR) Angkatan 11 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar webinar dengan tema “Mengupas Makna Dakwah Sunan Kalijaga Dalam Syair Lingsir wengi”, Sabtu (16/01/2021).
Acara yang berlangsung melalui Zoom Meeting tersebut menghadirkan Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo, Anasom sebagai pembicara.
Dalam penyampaiannya, Anasom menjelaskan syair Lingsir Wengi yang populer di kalangan masyarakat bukan berasal dari dakwah Sunan Kalijaga.
“Syair Lingsir Wengi bukan dari Sunan Kalijaga. Tapi itu Kidung Rumekso ing Wengi,” jelasnya.
Anasom ingin meluruskan sejarah bahwa masih banyak masyarakat yang salah persepsi dengan menganggap sama antara Kidung Rumekso ing Wengi dengan Lingsir Wengi.
Tembang Lingsir Wengi, lanjut Anasom merupakan adopsi dari kidung Rumeksa Ing Wengi ciptaan Sunan Kalijaga dinilai mengalami penyimpangan makna. Sunan Kalijaga menggunakan kidung Rumeksa ing Wengi untuk sarana dakwah, bukan sarana memanggil makhluk halus.
“Banyak masyarakat menganggap sama, sebenarnya berbeda. Karena, Kidung rumekso ing wengi adalah doa tolak balak yang dibuat lagu dengan unsur tembang mocopat dandhang gulo dikutip dari Syair Abad 11. Sementara Lingsir wengi adalah lagu cinta yang keluar tahun 90an, penciptanya Sukap Jiman,” terangnya.
Sementara itu, Ketua pelaksana, Puja Hayati Noor berharap setelah mengikuti kegiatan tersebut masyarakat tidak salah persepsi terhadap syair Lingsir Wengi.
“Semoga setelah mengikuti diskusi ini masyarakat lebih memahami lagu Lingsir wengi agar tidak salah persepsi,” jelasnya.
Reporter: Nur Rozikin
Editor: Nabila