Skmamanat.com- Keterbatasan yang dimiliki Muhammad Barirul Fatron tidak menghalangi langkahnya menjadi wisudawan terbaik Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo periode September 2018 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92.
Mengawali perkuliahan dengan segala keterbatasannya, tidak menyurutkan langkah mahasiswa Ilmu Al quran dan Tafsir tersebut untuk terus melakukan yang terbaik.
Ia mengaku kuliah di salah satu Universitas Islam di Semarang, bukanlah menjadi keinginannya. Namun karena kepatuhannya terhadap orang tua sekaligus sebagai langkah Birul Walidain membuat dirinya memilih kuliah di UIN Walisongo.
“Pertimbangannya selain itu juga karena faktor kesehatan. Ada sedikit masalah dengan paru-paru karena alergi asap rokok. Jadi agar orang tua lebih mudah mengontrol, saya memutuskan untuk kuliah yang dekat saja,” ujar mahasiswa yang kerap disapa Arul tersebut.
Kesibukan setiap harinya menjaga aktivitas kuliah secara tekun. Selain itu, ia juga pernah menjadi guru privat, buruh ketik, dan ketika akhir pekan memilih bekerja paruh waktu sebagai supir.
Tak lain adalah untuk menjadikan ia sebagai pribadi yang prihatin sesuai dengan amanat ayahnya.
Peran orang tua dalam pendidikan
Lingkungan keluarga yang berpegang teguh pada prinsip agama telah membentuk Arul menjadi pribadi yang lebih baik. Salah satunya, Ayah Arul yang selalu mengajarkan kedisiplinan, terutama dalam hal pendidikan.
Sehingga Arul jarang sekali menunda tugas-tugas perkuliahan dan selalu rampung sebelum deadline. Namun mahasiswa yang menyukai Ilmu Komputer tersebut, merasa karakter perfeksionis yang dimilikinya cukup kurang baik.
“Saya menyadari di akhir-akhir semester kemarin, kalau saya terlalu perfeksionis, lama kelamaan bisa stres. Saya harus sedikit mengendurkan ritme deadline setiap tugas-tugas yang harus diselesaikan,” tambahnya.
Mahasiswa asal Kendal tersebut mengungkapkan, apa yang telah dicapainya sampai saat ini, merupakan dedikasinya untuk almarhumah ibundanya. Ia mengungkapkan semua hal yang memudahkan langkahnya tak lain berkat doa ibundanya selama ini.
Ada perasaan sedih yang mendalam ketika diberitahukan pihak kampus dan dinyatakan sebagai wisudawan terbaik. Tak lain adalah karena ibunda tidak dapat melihat hasil kerja kerasnya.
Pribadi yang serius namun humoris
Menjadi seorang santri sejak sekolah menengah pertama, telah membentuk mahasiswa kelahiran Kendal 23 Maret 1993 tersebut menyukai ilmu yang ia geluti di perkuliahan. Muhammad Barirul Fatron dikenal dalam lingkungannya sebagai sosok yang sangat serius. Namun juga dalam satu waktu bisa menjadi sangat humoris. Mengaku tidak suka kegiatan membaca, ia mempunyai satu buku yang membuat terinspirasi yaitu Peci Miring, biografi Gus Dur. Baginya, menjalani apa-apa sesuai landasan niat berbakti kepada orang tua, akan selalu membuahkan hasil yang maksimal dan membawa keberkahan.
“Pencapaian dan prestasi saya selama hidup adalah tidak lain karena birul walidain hingga akhirnya Allah ridho terhadap yang saya jalani,” ungkapnya.
Oleh : Isnatul Baeti Farodisa
Editor : Fika Eliza