Amanat.id- Hestika Oktaviani, Mahasiswi Perbankan Syari’ah berhasil menyabet gelar wisudawan terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,94 pada wisuda ke-88 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Selasa (23/05/2023).
Saat diwawancari oleh tim Amanat.id, ia mengaku tidak menyangka jika dirinya menjadi wisudawan terbaik fakultas.
“Saya tidak menyangka karena sebelumnya tidak ada informasi dari siapapun dan pengumumannya mendadak. Apalagi masih banyak mahasiswa lain di FEBI yang lebih pintar,” tuturnya.
Hesti memilih judul skripsi “Pengaruh Kesadaran Merek, Citra Merek, dan Media Komunikasi terhadap Minat Menabung di Bank Syariah Indonesia (BSI) (Studi Kasus pada Desa Canggu Kecamatan Badas Kabupaten Kediri)” dengan alasan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemasaran BSI dalam beberapa aspek.
“Saya memilih judul skripsi tersebut untuk mengetahui seberapa berpengaruh pemasaran Bank Syariah Indonesia melalui kesadaran serta citra merek, media komunikasi, dan efeknya untuk BSI itu sendiri,” tuturnya.
Ia mengatakan, lokasi penelitian yang berada di Kediri merupakan salah satu tantangan dalam proses pembuatan skripsi.
“Saya memilih objek penelitian di daerah asal sedangkan saya berkuliah di Semarang. Jadi, harus pulang pergi untuk mencari data,” ucapnya.
Diri sendiri, lanjutnya, juga menjadi tantangan terbesar karena harus melawan rasa malas mengerjakan skripsi.
“Saya harus melawan kemalasan dalam diri dan terus mengerjakan skripsi agar dapat selesai lebih cepat,” tambahnya.
Hesti bersyukur, keluarga, teman-teman, dan dosen pembimbing selalu memberikan dukungan untuk terus mengerjakan skripsi.
“Orang tua sangat mendukung sekali, seperti dalam pengambilan data di desa Canggu. Lalu, teman-teman yang memberikan support serta dosen yang membimbing saya agar skripsinya terususun dengan baik dan cepat selesai,” ujarnya.
Ia pun berpesan kepada mahasiswa untuk terus belajar dan patuh kepada dosen.
“Teruslah belajar dan jangan lupa patuh kepada dosen karena itu penting. Pintar saja tidak cukup kalau tidak bisa patuh dan menghormati guru,” tutupnya.
Reporter: Aida Saskia Cahyani
Editor: Revina