Di balik senda guraumu
Ada kemarau yang telah lama membisu
Angin berselimut debu
Menyapu sepanjang jalanmu yang biru
Sadarkah kau akan musim hatimu?
Atau sengajakah kau menutupi gersang,
dengan senandung tawamu yang merdu?
Kau memang makhluk rapuh
Yang gemar berpura-pura kukuh
Kemarau yang kering kerontang
Memanggilmu untuk segera pulang
Ia yang sudah lama kau tinggalkan
Menunggumu untuk segera melahirkan hujan
Pulanglah!
Hujani tanah-tanah keringmu dengan air mata
Hingga di mana ada rapuh,
di situ ada tumbuh
Oleh: Yuli Melinia