Amanat.Id- Forum Studi Hukum Ekonomi Islam (Forshei) UIN Walisongo Semarang berhasil meraih juara I Olimpiade Ekonomi Islam yang digelar di Universitas Airlangga Surabaya, Jumat-Selasa (12-16/4/2019).
Ajang ini digelar bersamaan dengan acara Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) Forum Studi Silaturahmi Ekonomi Islam (FOSSEI) ke XVIII di Universitas Airlangga Surabaya (UNAIR).
Dalam ajang ini Forshei UIN Walisongo mengirimkan dua tim, yaitu tim olimpiade ekonomi islam yang berhasil meraih juara satu, dan simposium karya tulis berhasil meraih juara 4.
Tim olimpiade ekonomi islam beranggotakan Nandiyah, Eva Nurul Anisa dan Bintang Mahardika Putra Bangsa. Tim ini berhasil meraih juara setelah dalam grand final berhasil mengungguli delegasi dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan Universitas Padjajaran Bandung.
Salah satu anggota tim olimpiade Forshei, Nandia mengatakan perjuangan untuk menjadi juara satu sangat berat, tim Forshei harus bersaing dengan 78 tim dari 60 universitas se-Indonesia.
“Ya, kami dari Forshei harus berjuang dengan keras untuk bisa meraih juara satu, kita harus bersaing dengan 78 tim dari universitas lain, kemudian kami berhasil lolos 50 besar, terus di uji lagi dan masuk 10 besar, dari 10 besar tersebut disaring lagi menjadi 3 tim terbaik yang masuk final dan alhamdulillah kami bisa meraih juara pertama, ” ucapnya.
Nandia menambahkan, sebenarnya ia hanya menargetkan masuk 10 besar, namun ternyata bisa masuk 3 besar.
“Berkat kerja keras dan persiapan yang matang karena sebelumnya sudah mengikuti ajang Temu Ilmiah Regional (TEMILREG) Jawa Tengah yang kebetulan beriringan, alhamdulillah kami bisa meraih juara pertama,” kata Nadia.
Nandia bersyukur bisa membawa nama kampus UIN Walisongo dikancah nasional, ia senang bisa membuktikan kalau anak UIN Walisongo Semarang juga bisa bersaing dengan kampus-kampus terbaik di Indonesia.
Berbeda dengan Nandia yang bangga dan senang Forshei bisa berprestasi dalam Temilnas, ketua umum Forshei Ikhsan Dilani menanggapi prestasi ini dengan biasa saja, karena ia beranggapan apalah arti prestasi apabila torehan ini belum mampu diwariskan
kepada adik-adiknya.
“Jadi tidak perlu di lebih-lebihkan, kita perlu bersyukur kepada Allah karena Alhamdulillah telah memberikan bonus atau hasil dari proses kami, jadi sebelum saya bisa mengantarkan adik-adik kami berprestasi, saya pribadi belum merasa bangga,” ungkapnya.
Ikhsan menambahkan, yang ia syukuri adalah bisa mengalahkan perwakilan dari universitas se-Indonesia.
“Karena kami menyadari tingkat keilmuan di bidang ekonomi islam di Jawa Tengah sendiri masih jauh dari teman-teman Jabodetabek, Jawa Barat dan Jogjakarta. Oleh karena itu, dengan prestasi kami menjadi keterwakilan teman-teman kampus se jawa tengah, kalau Jawa Tengah juga bisa,” tutupnya.
Reporter: M. Shafril
Editor: Rima Dian P.