Amanat.id- Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin menggelar Diskusi Terbuka “Pengembangan Kota Semarang dari Sudut Pandang Mahasiswa” di Rosti Cafe, Pandanaran, Jumat (24/5/2024).
Iswar turut mengundang perwakilan mahasiswa Perguruan Tinggi (PT) di Semarang untuk berdiskusi langsung dengannya.
Dalam sesi tanya jawab, Iswar Aminuddin menanggapi isu yang tengah ramai diperbincangkan tentang lonjakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan narasi ‘Kuliah adalah kebutuhan tersier’.
Menurutnya, lonjakan UKT yang terjadi hampir serentak di beberapa perguruan tinggi belakangan ini tidak memiliki tujuan untuk mempersempit setiap orang supaya dapat menempuh jenjang perkuliahan. Namun, kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut lebih diarahkan kepada pendidikan vokasi.
“Jangan suudzon dulu, mungkin ada kebijakan lain yang diarahkan ke pendidikan vokasi, karena Indonesia ada rencana hilirisasi,” ucap Iswar.
Tujuan pemerintah, lanjutnya, membuat kebijakan tersebut guna menyesuaikan anak Indonesia dengan kebutuhan perusahaan.
Dirinya pun mencontohkan kasus tingginya angka pengangguran terbuka di Kota Semarang.
“Dilihat dari perkembangannya, angka pengangguran terbuka di Kota Semarang tinggi dibanding daerah luarnya, karena kebutuhan pasar kerja dengan latar pendidikan tidak match,” paparnya.
Maka dari itu, lanjut Iswar, negara perlu pendidikan vokasi untuk menyesuaikan kebutuhan pasar kerja.
“Ketika sudah mampu menjadi negara industri, dibutuhkan orang-orang yang bisa menjawab tantangan itu, yaitu dari vokasi,” paparnya.
Dirinya juga menyarankan supaya pemerintah mengadakan pelatihan atau edukasi terkait kebutuhan pasar kerja.
“Melakukan pendidikan atau pelatihan kembali agar apa yang diharapkan perusahaan dapat terealisasi,” tutupnya.
Reporter: Revina