By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Amanat.idAmanat.idAmanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Konsumerisme Gaya Baru Mahasiswa, Selamat Jalan Aktivis
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Amanat.idAmanat.id
  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
Search
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
Have an existing account? Sign In
Follow US
Kongres pemuda (dok.Internet)
ArtikelEsai

Konsumerisme Gaya Baru Mahasiswa, Selamat Jalan Aktivis

Last updated: 20 Februari 2019 12:50 pm
Sigit A.F
Published: 19 Februari 2019
Share
SHARE
Kongres pemuda (dok.Internet)

Di suatu pagi yang cerah, ketika mentari tak sesedih Indonesia hari ini, kudengar Rocky Gerung lantang berbicara soal kedunguan pemerintah Indonesia. Suara itu bersumber dari smartphone, salah satu teman saya yang sedang asik berselancar di Youtube. Selang beberapa menit, ia menulis story whatsapp; kutipan dari ucapan si pembicara yang dianggapnya terbaik.

Di lain waktu, di sebuah taman kampus yang rindang. Kujumpai seorang mahasiswa sedang menonton tayangan ulang program talk show dari salah satu stasiun televisi swasta nasional, yang membahas soal suara generasi milenial di Pilpres 2019. Dahinya berkerut, sesekali senyum dan tawa juga pecah mendengar ucapan-ucapan dari pembicara.

Pemandangan yang sama, saya jumpai di warung kopi ber-wifi, di sekitar perguruan tinggi tempat saya kuliah. Pemuda-pemuda yang kuketahui adalah mahasiswa, beberapa sedang asik mengikuti pembahasan isu-isu terkini, di smartphone atau leptopnya.

Ada yang menarik dari gejala ini jika kita melihat kembali apa yang dikatakan oleh Karl Max (1818-1883). Katanya, “orang yang menguasai zaman adalah mereka yang memegang kunci-kunci produksi.”

Jika mengacu pada ungkapan di atas, di mana posisi mahasiswa dalam transaksi ide, konsep, dan gagasan di Indonesia? Tentu dengan mudah dijawab, bukan sebagai produsen, namun, konsumen.

Entah sejak kapan arus ini mengalir dan menjadi sederas seperti sekarang ini. Ada semacam kegagapan mahasiswa dalam memahami peranannya. Sehingga, ia gagal memproduksi ide, konsep, dan gagasan, merespon kekacauan dan keganasan perpolitikan orang-orang di ibu kota.

Suara segelintir mahasiswa terlalu lirih untuk didengar. Tak usah muluk-muluk sampai ke pemerintah, masyarakat saja mungkin tidak tahu.

Sebenarnya, dalam hal ini organisasi-organisasi mahasiswa yang berbangga dengan cabangnya di seluruh Indonesia bahkan di beberapa belahan dunia, mempunyai kans besar untuk melakukan perbaikan. Namun, gerakan atau ide-ide itu tak pula terdengar.

Ironi yang baru-baru ini terjadi adalah fenomena deklarasi dukungan alumni dari berbagai perguruan tinggi kepada 01 atau 02. Deklarasi yang dinilai Farid Gaban (Pemimpin Redaksi Geotimes.com) sebagai penghianatan kaum intelektual juga tak ada respon dari aktivis mahasiswa sekarang.

Atau malah mahasiswa juga berpendirian sama dengan senior-seniornya, masuk dalam kotak yang berlebel cebong dan kampret, larut dalam ilusi yang diciptakan oleh oposisi dan petahana?

Saya tidak ingin mengucapkan, selamat jalan pada aktivis mahasiswa…..

Kesadaran Menulis dari Perjumpaan dengan Soesilo Toer
Mengenal Halalbihalal, Tradisi Islam yang Hanya Ada di Indonesia
Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory
Budaya Negatif Netizen Dunia Maya
Realitas Semu Emosi Pria
TAGGED:aktivis mahasiswakonsumerisme mahasiswapengianatan kaum intektula
Share This Article
Facebook Email Print

Follow US

Find US on Social Medias
FacebookLike
XFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow

Weekly Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!
[mc4wp_form]
Popular News
Features

Menikmati Eksotisme Pantai Greweng yang Penuh Misteri

Redaksi SKM Amanat
12 Januari 2020
Negeri di Ujung Tanduk
6 Tips Agar Sifat Borosmu Tidak Mengganggu Komitmen untuk Menabung
HMJ PGMI Hadirkan Haekal Adha Jelaskan Definisi dan Manfaat AI dalam Kehidupan
Menakar Kekuatan Oposisi Pasca Pemilu 2019
- Advertisement -
Ad imageAd image
Global Coronavirus Cases

Confirmed

0

Death

0

More Information:Covid-19 Statistics
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Buku
    • Film
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
  • Cerpen
  • Puisi
Reading: Konsumerisme Gaya Baru Mahasiswa, Selamat Jalan Aktivis
Share

Tentang Kami

SKM Amanat adalah media pers mahasiswa UIN Walisongo Semarang.

Kantor dan Redaksi

Kantor redaksi SKM Amanat berlokasi di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lantai 1, Kampus III UIN Walisongo, Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Kota Semarang, dengan kode pos 50185

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Reading: Konsumerisme Gaya Baru Mahasiswa, Selamat Jalan Aktivis
Share
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?