• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Jumat, 1 Juli 2022
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Konsep Manifestasi Cinta yang Seutuhnya Menurut Fahrudin Faiz

Ketika orang memasuki level cinta, maka yang dipikirkan bukan hanya diri sendiri, tapi mereka lebih memikirkan sesuatu yang ia cintai.

Redaksi SKM Amanat by Redaksi SKM Amanat
3 tahun ago
in Varia Kampus
0
Fahrudin Faiz saat acara Ngaji Filsafat oleh Himpunan Mahasiswa Akidah dan Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang, Sabtu (12/10/2019) (Endang/Amanat).

Amanat.id- “Dalam teologi, manifestasi cinta itu ikhlas,” kata Fahrudin Faiz dalam acara ngaji filsafat dengan tema “Revitalisasi Kearifan Cinta,” yang di gelar oleh Himpunan Mahasiswa Akidah dan Filsafat Islam. Kegiatan itu berlangsung di Masjid Al-Fitroh Kampus 2 UIN Walisongo Semarang. Sabtu (12/10/2019).

Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu mengungkapkan, ketika orang memasuki level cinta, maka yang dipikirkan bukan hanya diri sendiri, tapi mereka lebih memikirkan sesuatu yang ia cintai.

“Ciri cinta paling dasar itu tidak egois dan mereka itu ikhlas,” tegasnya.

Dalam penjelasannya, Fakhruddin Faiz meminjam Konsep Imam al-Ghazali tentang manifestasi jiwa pecinta. Yang mengatakan bahwa manifestasi konkrit pecinta adalah akhlaqnya menjadi baik (Husn al Khuluq). Sebab, hampir semua dosa terbentuk karena ke-aku-an, ego yang tinggi, memikirkan diri sendiri.

“Ketika seseorang memanifestasikan cintanya itu, maka ia memikirkan sesuatu (Allah) yang dicintainya,” tambah dosen filsafat itu.

Baca juga

Targetkan Lulus Tepat Waktu, Mahasiswa Wajib Ikut Pretest TOEFL-IMKA

2.466 Mahasiswa Ikuti KKN Mandiri UIN Walisongo Semarang Tahun 2022

Elizabeth: Insecure Aktifkan Otak Reptil Manusia

Kemudian, Fakhruddin Faiz itu memaparkan secara rinci Konsep tersebut, dan membaginya dalam empat kategori, yaitu:

Pertama, Selalu bermuka ramah, tersenyum dan selalu menggembirakan makhluk baik suka maupun duka. Diibaratkan jika kita dekat dengan seseorang yang kita cintai, maka terasa asik, nyaman, enak dilihat.

Kedua, Ridha, Ihklas dan rela terhadap apapun ketentuan Allah, tidak pernah mengeluh. Karena mengeluh itu tidak puas terhadap apa yang terjadi saat ini. Kalau ada yang keliru harus segera diperbaiki.

Ketiga, Sanggup menahan diri, tidak membalas, bahkan bersikap sayang dan memohonkan ampun terhadap orang yang menzalimi. Jadi, kalau ada orang yang menyalahkan, jangan membalasnya.

Keempat, Tidak mendambakan apapun selain Allah. Keputusan final seseorang yang Husn al Khuluq yaitu Allah semata.

Tanda-Tanda Cinta Yang Seutuhnya

Di samping itu, Fahrudin Faiz juga menjelaskan bagaimana seharusnya sesorang pecinta versinya. Baginya, jika seseorang mengaku mencintai, akan tetapi belum memenuhi tanda cinta, maka mereka tidak dapat dikatakan cinta seutuhnya. sehingga, ada tujuh tanda keutuhan cinta yang ia jelaskan yaitu:

Pertama, Kasrat al-dzikr: kagum/takjub, ketika seseorang yang mencintai itu selalu teringat, terbanyang terhadap sesuatu yang ia cintai.

Kedua, Al- I’jab: kagum atau takjub pada yang dicintai. Kita jatuh cinta karena ada sesuatu yang dikagumi atau yang membuat diri tertarik.

Ketiga, Al-Ridha: rela seperti apapun sesuatu yang kita cintai. Artinya apapun yang diperintahkan, yang ia lakukan, kita rela menjalani.. Pada dasarnya diri kita tidak mengeluh.

Keempat, Al- Tadhiyyah: rela berkorban. Artinya seseorang rela berkorban apapun demi sesuatu yang dicintainya. Biasanya anak muda mengungkapkan dengan, ”Aku tidak rela tersakiti, termasuk diriku sendiri”.

Kelima, Al-Khauf: takut, artinya takut yang dicintai akan meninggalkan, membenci, ataupu marah. Jika kita cinta kepada Allah, maka kita takut akan dosa, takut kalau Allah marah.

Keenam, Al-Raja’: harapan, artinya seseorang yang mencintai berharap ingin selalu bersamanya, dan tidak ingin berpisah.

Ketujuh, Al- Ta’ah: patuh, artinya seseorang yang diperintah oleh yang dicintainya maka ia akan patuh, dan egoisnya rendah. Karena ia memikirkan orang yang dicintai, bukan hanya memikirkan diri sendiri.

Diakhir penjelasannya, Dosen kelahiran Mojokerto itu berharap, konsep tersebut dapat dijadikan parameter terhadap diri sendiri sebagai wujud intropeksi dalam mencintai yang seutuhnya, dan memanifestasikan hal tersebut di kehidupan nyata.

Reporter: Endang Paniati
Editor: M. Shafril

  • 4SHARE
  • 0
  • 4
  • 0
  • 0
Tags: fakhrudin faizngaji filsafatuin walisongo ngaji filsafat
Previous Post

Sajak dari Semesta

Next Post

Bersama Raisa, UIN Walisongo Usung Konsep Batik dalam Konser Uincredible 2.0

Redaksi SKM Amanat

Redaksi SKM Amanat

Surat Kabar Mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Untuk mahasiswa dengan penalaran dan takwa.

Related Posts

Suasana ujian TOEFL-IMKA di PPB UIN Walisongo.
UIN Walisongo

Targetkan Lulus Tepat Waktu, Mahasiswa Wajib Ikut Pretest TOEFL-IMKA

by Redaksi SKM Amanat
24 Juni 2022
0

...

Read more
Infografik jumlah peserta KKN Mandiri tahun 2022

2.466 Mahasiswa Ikuti KKN Mandiri UIN Walisongo Semarang Tahun 2022

20 Juni 2022
Elizabeth, UKM MASA

Elizabeth: Insecure Aktifkan Otak Reptil Manusia

19 Juni 2022
SEMA FITK, FITK UINWS, UIN Walisongo

SEMA FITK UIN Walisongo Tindak Lanjuti Isu Iuran Pagelaran

18 Juni 2022
Pagelaran PGMI, UIN Walisongo, Dosen Mengancam Mahasiswa

Sempat Heboh! Begini Klarifikasi Atas Isu Iuran Pagelaran

18 Juni 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Hampa, Puisi Sastra Soeket Teki

Hampa

4 Juni 2022
illustrasi : unsplash.com

3 Gaya Kepemimpinan Yang Dapat Ditiru Mahasiswa

1 Juni 2022
(Sumber gambar: Pixabay)

Bukan Sekadar Komentar, Mengkritik Film itu Harus Bijak

23 Juni 2022
Dampak positif dan negatif circle pertemanan.

Dampak Positif dan Negatif Circle Pertemanan

29 Juni 2022
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend