
Amanat.id- Seutas senyum mengembang dan panjatan rasa syukur terucap tatkala Awaludin Pimay (62) menerima Surat Keputusan (SK) pada Rabu (11/10/2023) yang menyatakan bahwa dirinya terpilih menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo.
Pria kelahiran Sulawesi tersebut mengaku, perlu waktu yang tak singkat dalam mencapai prestasi tersebut.
“Saya membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh tahun lamanya untuk bisa berada di posisi sekarang. Saya meniti karier dari seorang dosen, dilanjut menjadi dekan dari tahun 2015 sampai 2019,” ucapnya saat diwawancara oleh tim Amanat.id, Rabu (25/10/2023).
Terdapat beberapa persyaratan yang harus ditempuh Awaludin dalam mencapai gelar guru besarnya. Salah satunya dengan menerbitkan jurnal bertaraf internasional.
“Untuk menjadi guru besar, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi yaitu harus menerbitkan jurnal bertaraf internasional,” jelasnya.
Namun, dalam memenuhi syarat tersebut, Awaludin harus meningkatkan kapasitas jurnal terbitannya lantaran adanya perubahan dari lembaga terkait.
“Saat itu ada perubahan dari lembaga yang menaungi. Jadi, persyaratannya berubah dari yang awalnya jurnal internasional, kemudian berubah menjadi jurnal internasional bereputasi,” tuturnya.
Kendati demikian, pria lulusan universitas di Kairo tersebut tak merasa kesusahan. Kebiasaanya membaca buku mempermudahkan dirinya dalam merampungkan jurnal yang digarap.
“Sejak kecil membaca buku sudah menjadi hobi saya. Jadi, ketika membuat jurnal yang harus bertaraf internasional saya tidak merasa kesusahan,” ucapnya.
Terlepas dari tantangan yang dihadapi, Awaludin juga sempat terkendala selama pengumpulan berkas persyaratan. Berkasnya hilang saat terjadi perubahan struktural organisasi Kementerian Keagamaan (Kemenag).
“Saya sempat mengalami kendala saat mengumpulkan berkas menjadi guru besar. Ternyata, pihak Kemenag mengalami perubahan struktural organisasi. Jadi, berkas yang sudah dikumpulkan sempat hilang dan tidak diketahui di mana letaknya,” ujarnya.
Di sisi lain, saat berkasnya hilang, Awaludin sedang menjalankan ibadah umrah sehingga tidak bisa mengurusnya sendiri. Beruntung, ia dikelilingi dengan teman-teman yang selalu mendukungnya.
“Ketika saya mengalami kendala dalam mengumpulkan berkas, posisi saya sedang berada di Makkah untuk ibadah umrah. Saya pun meminta bantuan kepada teman-teman saya,” ucapnya.
Banyak hal yang memotivasi Awaludin dalam mencapai gelar guru besarnya. Salah satunya berasal dari guru spiritualnya.
“Saya belajar banyak dari guru spiritual saya, mulai dari kesabaran, tawaduk, ikhlas, ikhtiar, dan lainnya,” sebutnya.
Awaludin berpesan kepada mahasiswa UIN Walisongo agar bersungguh-sungguh dalam berkuliah.
“Harapan saya untuk seluruh mahasiswa di UIN Walisongo bisa lebih serius lagi saat sedang kuliah karena tugas utama seorang mahasiswa itu belajar dan terus berbenah. Jangan lupa untuk selalu berdoa dan berikhtiar Kepada Allah SWT,” tutupnya.
Reporter: Saskia Rida Natasya
Editor: Fathur