Amanat.id- Sore hari di depan Gedung L Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, salah satu anggota Partai Kebangkitan Mahasiswa (PKM) melakukan tindakan represif kepada Ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM), Zulhandy Rahardian Yusuf, Minggu (26/11/2023).
Salah satu saksi mata yang berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Amrillah menjelaskan kronologi kejadian yang ia lihat.
“Ketika saya melihat ada keributan, saya berusaha melerai. Setelah cukup dingin, beberapa saat kemudian, terdengar teriakan-teriakan dari massa PKM, seperti ‘ayo begal KPM, culik bawa orangnya’. Setelah mendengar itu saya naik ke atas,” ucapnya saat diwawancarai oleh tim Amanat.id.
Beberapa saat kemudian, dirinya melihat massa partai PKM hendak melakukan penyegelan kantor KPM UIN Walisongo.
“Di atas, saya melihat kantor KPM ingin disegel oleh PKM, tiba-tiba ketua KPM UIN Walisongo keluar untuk menemui massa, terjadilah pertikaian hingga puncaknya Ketua KPM mendapat pukulan secara fisik oleh salah satu oknum PKM,” jelasnya.
Saksi lainnya, Wati (nama samaran) juga sempat melihat kericuhan yang terjadi di depan kantor KPM UIN Walisongo.
“Posisi saya lagi duduk di depan planetarium, memang terjadi kericuhan di kantor KPM, lalu setelah salah satu keluar dari dalam ruangan, perdebatan itu makin terjadi dan saya melihat orang yang baru keluar (red. Ketua KPM UIN Walisongo) itu dipukul oleh salah satu orang dengan fisik yang agak berisi,” jelasnya.
Zulhandy selaku korban pun menjelaskan kronologi kejadian.
“Awalnya massa partai PKM datang dengan jumlah yang banyak, membawa bendera, spanduk dan lain-lain. Saya merasa disudutkan di situ dan saya memilih diam karena ada prosedur dalam penyelesaian sengketa,” ucapnya.
Dirinya pun menambahkan bahwa partai PKM sempat akan menyegel kantor KPM UIN Walisongo.
“Saya mau keluar lalu kata mereka (red: partai PKM) bilang bahwa kantor KPM akan disegel, sebelum akhirnya saya dobrak,” tambahnya.
Setelah itu, lanjutnya, timbullah kericuhan di depan kantor KPM UIN Walisongo.
“Setelah saya mendobrak pintu, lalu ada kericuhan sedikit, yang puncaknya adalah saya mendapat pukulan,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Zulhandy menegaskan bahwa Pemilwa UIN Walisongo harus tetap berjalan dengan apa adanya.
“Namun, bagaimanapun Pemilwa UIN Walisongo harus tetap berjalan apa adanya,” tuturnya.
Ketua PKM, Eka Mulya Yunus juga menerangkan kronologi kejadian yang ia lihat.
“Terkait pemukulan, saya kurang tahu karena saya masih di bawah dan sudah terjadi kericuhan di atas,” katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa mungkin memang ada kontak fisik yang terjadi.
“Mungkin terjadi kontak fisik, tapi tidak tahu kontak fisik yang dimaksud itu kontak fisik yang bagaimana,” pungkasnya.
Reporter: Tegar Ezha Pratama
Editor: Revina Annisa Fitri