• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Minggu, 28 Mei 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Ketika Diam Menjadi Mematikan

Secara psikologis, orang yang menjadi korban Silent Treatment, lambat laun akan merasa hampa dan kosong. Ia mulai kehilangan tempat untuk berkomunikasi.

Lawinda Rahmawati by Lawinda Rahmawati
11 bulan ago
in Artikel
0
Ilustrasi seseorang yang diam.
Ilustrasi seseorang yang diam dan memendam amarah. (Sumber: Pixabay)

Seringkali, orang yang diam adalah mereka yang disepelekan. Diam dianggap tidak tahu apa-apa. Bisa juga diangap terlalu takut untuk berbicara.

Akan tetapi, diam tak selamanya memiliki pemaknaan seperti itu. Terkadang, orang yang memilih diam adalah mereka yang memendam amarah. Ada alasan mengapa mereka memilih diam dan memendam amarah.

Dalam filosofi Jawa, terdapat buku yang berisi ramalan berupa perhitungan hari baik, buruk ataupun hari nahas yang disebut sebagai primbon. Buku itu menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan. Juga berisi rumus-rumus ilmu gaib, sistem penghitungan hari kebaikan dan keburukan, hingga digunakan untuk keperluan lain.

Weton atau perhitungan hari lahir beserta pasaran (Legi, Pahing, Pon Wage, Kliwon) adalah patokan yang digunakan dalam kehidupan Jawa sebagai penanda karakter seseorang. Dalam kitab Primbon Betaljemur Adammakna menyebut terdapat karakter pendiam tapi mematikan, yaitu seseorang yang lebih memilih diam ketika dicela. Sebab, ia tahu ketika amarahnya lepas kendali, segala sesuatu di sekitarnya mengalami kerusakan lebih parah.

Yang dilakukan orang tersebut, dalam ilmu Psikologi disebut sebagai Silent Treatment. Medical News Today mendefinisikan Silent Treatment sebagai kondisi diamnya seseorang yang diakibatkan oleh perlakuan orang lain terhadap dirinya dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga

Mengenal Fenomena Social Loafing pada Mahasiswa

Kenali Faktor Kerentanan Penyebab Kekerasan Seksual

Seksisme “Internalized Misogyny”; Perempuan Wajib Tahu!

Barangkali, Silent Treatment memang terdengar sepele. Namun, secara psikologis, orang yang menjadi korban Silent Treatment, lambat laun akan merasa hampa dan kosong. Ia mulai kehilangan tempat untuk berkomunikasi. Bahkan, secara tidak langsung telah mengalami apa yang disebut ahli Psikologi sebagai kekerasan emosional.

Lantas, apakah yang dilakukan oleh pelaku Silent Treatment itu salah? Tentu tidak tepat kiranya menilai salah atau benar karena melakukan Silent Treatment adalah pilihan individu. Dan setiap pilihan pasti memiliki konsekuensi masing-masing.

Mendiamkan orang adalah cara terbaik bagi mereka dibanding meluapkan emosi yang justru bisa merusak hubungan pertemanan. Meski begitu, ia bukanlah orang pendendam. Ada kalanya sesuatu yang selama ini dipendam akan diutarakan di kemudian hari. Hanya perlu menunggu waktu yang tepat.

Sekali lagi, jangan remehkan orang pendiam!

Penulis: Lawinda Rahmawati

  • 1share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 1
Tags: Artikel psikologiKontrol emosiSilent treatment
Previous Post

Walikota Semarang Resmikan Kampung Pancasila sebagai Kampung Moderasi

Next Post

Mengenal 4 Ciri Abusive Relationship

Lawinda Rahmawati

Lawinda Rahmawati

Related Posts

Mahasiswa, Social loafing
Artikel

Mengenal Fenomena Social Loafing pada Mahasiswa

by Revina Annisa Fitri
16 Mei 2023
0

...

Read more
Kekerasan Seksual

Kenali Faktor Kerentanan Penyebab Kekerasan Seksual

15 Mei 2023
Internalized Misogyny

Seksisme “Internalized Misogyny”; Perempuan Wajib Tahu!

1 Mei 2023
Metaverse

Pendidikan dalam Bayang-bayang Metaverse

26 April 2023
Mahasiswa, Mahasiswa Proaktif

Menjadi Mahasiswa Proaktif dalam Menghadapi Dinamika Perkuliahan

21 April 2023

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Internalized Misogyny

Seksisme “Internalized Misogyny”; Perempuan Wajib Tahu!

1 Mei 2023
Halalbihalal, NU, UIN Walisongo

UIN Walisongo Adakan Halalbihalal dengan NU guna Perkuat Tali Silaturahmi

14 Mei 2023
Ma'had UIN Walisongo, Wajib Ma'had

Skema Pembayaran Ma’had UIN Walisongo Berubah, Begini Tanggapan Mahasiswa

10 Mei 2023
Rektorat UIN Walisongo, Fakultas Kedokteran UIN Walisongo

Inilah Akreditasi Program Studi S1 UIN Walisongo Semarang Tahun 2023

21 Mei 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend