
Amanat.id- Generasi Baru Indonesia (GenBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar Edukasi Kesetaraan Gender bertema “Kesetaraan Gender dalam Rumah Tangga” di Desa Kedungboto, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Sabtu (27/1/2023).
Salah satu pegiat kesetaraan gender, Safira Fahmiyatun Nisa’ hadir sebagai narasumber.
Melalui kegiatan ini, Safira hendak mengingatkan kembali pentingnya implementasi kesetaraan gender dalam rumah tangga warga Desa Kedungboto.
“Saya sengaja mengundang lima puluh persen peserta dari bapak-bapak dan lima puluh persen dari ibu-ibu, agar saya tahu peran mereka dalam kesetaraan gender berumah tangga sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam berpendapat nanti,” tuturnya.
Safira turut menjelaskan bahwa peran domestik bisa dilakukan oleh suami dan istri dalam rumah tangga dapat didiskusikan terlebih dahulu.
“Tugas domestik rumah tangga, seperti menyapu, mengepel, mencuci, dan sebagainya kerap kali dibebankan hanya kepada seorang istri. Seharusnya tugas ini adalah kewajiban seorang suami, bisa dibicarakan dahulu,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, meskipun mengurus anak dibebankan kepada istri, seorang suami pun perlu ikut andil di dalamnya. Hal ini karena peran ayah dapat membentuk karakter anak
“Dalam mengurus anak, tugas ini dibebankan kepada ibu. Padahal, peranan ayah bersifat krusial dalam membentuk sikap anak ke depannya,” kata Safira.
Menurutnya, ada beberapa kategori ketidakadilan gender yang kerap terjadi dalam rumah tangga.
“Ketidakadilan gender ada tiga jenis, yaitu marginalisasi di mana perempuan masih dianggap lemah. Diskriminasi, sikap pembedaan karena suatu jenis kelamin, suku, atau bangsa. Terakhir kekerasan, tindakan yang dilakukan terhadap perempuan yang mengakibatkan penderitaan fisik, psikis, dan lainnya,” jelas Safira.
Lanjutnya, meskipun sebagian besar kasus ketimpangan gender dialami kaum perempuan, tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki pun bisa mengalami praktik ketidakadilan gender.
“Salah satu diskriminasi yang melekat di masyarakat kita yaitu stereotip yang menganggap banci seorang laki-laki yang tidak merokok,” ujarnya.
Safira memaparkan sejumlah tips menghadapi ketidakadilan atau ketimpangan gender yang bisa ditiru.
“Fokus pada diri sendiri, carilah hal-hal baru yang bisa mengalihkan pikiran kita, dan jelaskan secara perlahan bahwa yang kita lakukan saat ini adalah sebuah tindakan yang benar dan tidak merugikan siapapun,” tutupnya.
Reporter: Saskia Rida N.
Editor: Shinta Ayu Aini