• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Sabtu, 28 Januari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Kemasifan Kaum Buruh dalam Melawan Kapitalisme Pinggiran

Permasalahannya, kebijakan kapital tidak serta merta berpihak pada kaum Proletar. Justru semakin ganas dan beringas

Agus Salim I by Agus Salim I
4 tahun ago
in Artikel
0
Ilustrasi kaum buruh (sumber foto: www.ekbis.sindonews.com)

Melihat perjuangan kaum buruh dalam memperjuangkan keadilan tentu membuat hati nurani tergugah. Betapa tidak, aspirasi yang mereka suarakan seringkali tidak menemui titik temu di meja pemerintahan.

Sistem kapitalisme di Indonesia memang masih cenderung bersifat sebagai kapitalisme pinggiran; negara berkembang. Ya, negara hanya mampu menjadi perakit dan belum mampu menjadi negara produksi seutuhnya. Ketidakmampuan ini juga diperparah dengan ketergantungan Indonesia terhadap negara-negara kapitalis di dunia.

Tak bisa dipungkiri lagi, kaum Borjuis nasional dan modal asing memang menjadi pengendali utama kinerja buruh. Selain itu, keberadaan mereka yang lebih mementingkan keuntungan finansial daripada kesejahteraan pekerja, menimbulkan kesengsaraan tersendiri di kalangan kaum buruh. Alhasil, kebijakan yang mereka buat pun menjadi pembunuh nyata kaum buruh.

Dalam pandangan Karl Max, kapitalisme itu tidak hanya menimbulkan ketidakadilan (khususnya dalam ranah ekonomi), tetapi sistem tersebut juga dapat merenggut hakikat kemanusiaan yang seharusnya dijaga satu sama lain.

Kapitalisme yang telah mengakar di negeri ini mengakibatkan kontradiksi bagi pekerjanya. Ketika kapitalisme membutuhkan banyak pekerja, mereka akan berusaha mati-matian merayu kaum Proletar.

Baca juga

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Jurang kapitalisme pun masih terasa antara pemilik modal dengan pekerja. Ya, mereka (baca: kaum Proletar) bekerja bukan lagi didasari atas minat dan kesenangan terhadap pekerjaan, tetapi lebih karena ‘paksaan’ untuk mendapat rupiah demi kelangsungan hidup.

Permasalahannya, kebijakan kapital tidak serta merta berpihak pada kaum Proletar. Justru semakin ganas dan beringas.

Mei 2013 lalu, sekitar 20 orang buruh pabrik pengolahan aluminium disekap oleh majikannya di Tangerang. Para buruh tersebut dipekerjakan secara tidak layak dan diperlakukan seperti budak.

Bahkan, selama berbulan-bulan mereka dipaksa tinggal di sebuah ruangan semi permanen dengan ukuran 8×6 meter tanpa fasilitas yang memadai (Kompas.com, 4/5/13).

Dari sini, akan timbul pertanyaan yang menggoda, mengapa kaum Proletar saat itu tidak berani melakukan perlawanan? Apakah ancaman lebih besar akan diberikan kaum Borjuis sehingga mereka urung melakukan perlawanan?

Eksploitasi kaum buruh

Mengenai pola produksi yang mencerminkan adanya eksploitasi terhadap kaum buruh, telah lama digunakan oleh Karl Max sebagai suatu bentuk adanya kesenjangan sosial dari perekonomian kapitalis yang cenderung eksploratif daripada kontributif.

Jika melihat kasus yang menimpa kaum buruh pengolahan aluminium di atas, eksploitasi terhadap kaum buruh bisa dibilang sebagai kegagalan system kapitalisme yang terjadi di Indonesia.

Apa yang menimpa kaum buruh tersebut
menandakan adanya kaum Borjuis selaku pemilik modal seakan mempunyai otoriter penuh terhadap kaum Proletar. Sementara pekerja justru menggantungkan hidupnya pada pemilik modal.

Penindasan semacam ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Sejarah kelam mengenai penindasan buruh pun telah lama terjadi semenjak masuknya VOC ke Indonesia. Kedatangan VOC tersebut sontak membuat rakyat terutama di pedesaan harus menanggung pedihnya siksaan sistem tanam paksa. Bahkan sebagian dari mereka ada yang tidak digaji sepeserpun.

Dalam tetralogi Pramoedya Ananta Toer juga banyak diulas mengenai penindasan kaum Proletar oleh kaum Borjuis Belanda maupun pribumi di awal abad 20. Anak Semua Bangsa adalah salah satu tetralogi yang bercerita mengenai ketidakberdayaan rakyat pribumi dalam menghadapi kekuatan Eropa.

Penulis: Agus Salim I.

  • 2SHARE
  • 0
  • 2
  • 0
  • 0
Tags: hari buruhkaum kapitalismay day
Previous Post

Peringati Hari Tari Sedunia, Gandhes Luwes Tampilkan 9 Tarian Tradisional

Next Post

Jadwal Registrasi Pendaftaran UM-PTKIN diundur, Catat Jadwalnya

Agus Salim I

Agus Salim I

Bukan penulis mapan

Related Posts

cancel culture di media sosial
Artikel

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

by Redaksi SKM Amanat
6 Desember 2022
0

...

Read more
ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

1 Desember 2022
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
perdebatan di media sosial

Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang

2 November 2022
cancel culture

Maraknya Tren “Cancel Culture”; Seberapa Parahkah?

31 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Mahasiswa UIN Walisongo kena tipu online

Mahasiswa UIN Walisongo Kena Tipu Online, Rugi 8 Juta Lebih

5 Januari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend