• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, 7 Februari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Kejahatan Orang-orang (yang Katanya) Saleh

Agus Salim I by Agus Salim I
2 tahun ago
in Kolom
0
Sumber ilustrasi: duniaekspress.com

Mereka berpeci. Bajunya religius. Rajin menjalankan syariat agama dan suka menolong orang lain tanpa pamrih. Dihadapan orang banyak, mereka menyebutnya sebagai orang saleh.

Tampilan penuh religius itu benar-benar terpancar dalam diri mereka. Sayangnya, semua itu hanya drama—meminjam istilah Baudrillard—simulacra. Mereka memandang rendah orang-orang yang berbeda identitas dengannya. Bahkan—jika mungkin—mereka tak segan-segan menindas.

Peristiwa pembantaian di Sigi tempo hari adalah bukti nyata kekejian dan kebiadaban mereka. Tak ada belas kasihan. Sesosok Iblis telah merubah wajah ’suci’ mereka menjadi keji dan beringas. Seolah, baju religius mereka hanya berfungsi sebagai pelindung dari darah orang-orang tak bersalah.

Inilah kejahatan orang saleh. Menggunakan wajah agama demi suatu kepuasan bersama. Bahkan, hidup beragama tak lagi dibarengi dengan peningkatan kepekaan terhadap alam dan orang lain.

Entah mengapa, orang-orang saleh—seperti di atas—seringkali menjadikan agama sebagai topeng dalam berperilaku. Agama tidak lagi dijadikan sebagai penuntun kebenaran. Agama berubah menjadi sebuah cita-cita mewujudkan kehidupan beragama sesuai kehendaknya, bahkan dengan jalan menghalalkan kekerasan pun.

Baca juga

Glass Ceiling, Penghambat Perempuan dalam Berkarir

Intelektual

Jatuh Cinta dan Kemungkinan-kemungkinan Setelahnya

Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah, apakah orang semacam ini layak mendapat predikat saleh, seperti yang mereka agung-agungkan?

Ketika penulis merujuk pada Alquran dan hadits nabi tentang orang saleh, tidak ada satu term pun yang menyebutkan karakteristik orang saleh seperti di atas. Dalam surat Ali-Imran ayat 113-114 dan Al-Ankabut ayat 9 misalnya, karakteristik orang saleh adalah orang yang senatiasa membaca Alquran di waktu malam, melaksanakan shalat malam (tahajjud), beriman dan beramal shalih, menyuruh kepada kebaikan, mencegah perbuatan mungkar dan bersegera mengerjakan kebajikan.

Ini sah-sah saja jika mereka menyebut diri mereka adalah orang saleh mengingat, dunia di abad 21 telah berubah haluan menuju zaman kejahatan. Sebuah zaman di mana hanya ada kejahatan yang bahkan (bisa saja) bersembunyi dan mengintai di balik sebuah kebaikan.

Di abad ini pula, setan tidak lagi bertanduk dan bertaring, melainkan menggunakan dandanan religius, dan pandai berbicara soal kesalehan. Mereka berdoa dengan keras dan menggemakan takbir di seluruh pelosok negeri. Seolah, mereka adalah sang juru selamat di tengah kekalutan zaman.

Pemikir Jerman, Hannah Arendt, menyebut ini sebagai banalitas dari kejahatan (Banalität des Bösen). Kurangnya kepekaan, dan tajamnya kebiasaan yang dibangun lama, membuat kemunafikan menjadi hal biasa. Di negara demokrasi seperti Indonesia, kemunafikan menjadi hal lumrah yang dipertontonkan di depan orang banyak. Bahkan, agar terlihat saleh dan suci, fenomena ini seringkali dibalut dalam upacara keagamaan.

Dari sini, penulis jadi teringat dengan Umberto Uco, filsuf kebangsaan Italia yang menyebut jika kejahatan itu bisa datang dari orang-orang saleh.

Sekarang, setelah Nabi Muhammad meninggalkan kita, dunia seakan kembali berada dalam kegelapan. Tidak peduli dari kalangan beragama mana pun, manusia berlomba-lomba menjadi sang juru selamat.

Penulis: Agus

 

 

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: kejahatan orang salehorang salehpembantaian sigiterorisme
Previous Post

Menguatkan Kembali Budaya Literasi Era Digital 

Next Post

Menyatu dengan Alam Ala NU Backpacker Ungaran

Agus Salim I

Agus Salim I

Bukan penulis mapan

Related Posts

Glass ceiling penghambat perempuan
Kolom

Glass Ceiling, Penghambat Perempuan dalam Berkarir

by Rizki Nur Fadilah
12 September 2022
0

...

Read more

Intelektual

11 Maret 2019
(sumber gambar: tahupedia.com)

Jatuh Cinta dan Kemungkinan-kemungkinan Setelahnya

21 Desember 2018
(sumber gambar: lakonhidup.com)

Manusia Cermin dan Keadaan yang Memilukan

7 Desember 2018
(Sumber gambar: tirto.id)

Ketika Sastra Tidak Dibaca

5 Desember 2018

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq

Pelantikan DEMA UIN Walisongo, Imam Taufiq Perjelas Tempat Mendewasakan Diri Bagi Mahasiswa

1 Februari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Jurnalisme Data UIN Walisongo

Pentingnya Jurnalisme Data, Amcor UIN Walisongo Fasilitasi LPM untuk Ikut Pelatihan

31 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend