Amanat.id– Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo membuat hand sanitizer secara mandiri sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19. Beredar rumor hand sanitizar tersebut akan dibagikan secara gratis untuk civitas academika, tetapi tak sedikit yang menyebut produk tersebut untuk dikomersilkan, Minggu (15/03/2020).
Salah satu Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, Maya Ainul Qurroh mengatakan sempat mendengar bahwa Jurusan Kimia membuat hand sanitizer dan akan dibagikan secara gratis untuk kalangan mahasiswa.
“Pernah dengar kabar itu, katanya sih satu orang akan dapat satu,” kata Maya.
Berbeda dengan Maya, salah satu Mahasiswa Prodi Biologi Ayu Alvi Mabruroh mengatakan ia pernah mendengar kabar serupa. Namun hand sanitizer hanya dibagikan secara gratis kepada pegawai kampus saja.
“Enggak kalo dibagikan buat mahasiswa umum, tapi kalo buat pegawai pernah dengar,” kata Alvi.
Ditemui di kediamannya, Kepala Jurusan Kimia Malikhatul Hidayah menjelaskan pembagian hand sanitizer gratis bukan diberikan kepada semua mahasiswa, tetapi dibagikan kepada tiap fakultas, Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M), rektorat, dan masjid agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang.
“Jadi tiap unit kita kasih sembilan botol untuk ditempatkan di ruang itu. Niat kami tidak menjual, niat kami membantu orang. Kalau mau menjual, harganya pasti dua kali lipat,” jelas Malikha, Selasa (17/03/2020).
Malikha mengatakan pihaknya belum bisa memastikan pendistribusian tersebut lantaran menunggu intruksi dekan. Rencananya ia akan membagikan hand sanitizer kepada tiap mahasiswa khusus jurusan kimia sebanyak 100 botol.
“Karena kami dari Prodi Kimia, ya setidaknya mahasiswa Kimia dulu lah yang diprioritaskan. Sekarang sudah kami serahkan ke HMJ, kami masih nunggu intruksi dari pak dekan, soalnya sekarang kebijakan aktivitas kampus tidak bisa diprediksi,” katanya.
Lebih lanjut, Malikha menambahkan jika ke depan hand sanitizer langka di pasaran, mahasiswa umum dapat membelinya cukup dengan mengganti biaya bahan produksi saja.
“Jika memang ada individu yang membutuhkan, harga yang dipasang hanya untuk mengganti bahan pembuatan saja,” pungkasnya.
Reporter: Yessi Zuana Kholida