Pergi kemanakah tuanmu, wahai angin laluku?
Tak bisakah kau terus setia padanya saja?
Apa aku begitu mudah tuk pintamu?
Tolong, jangan kembali berulah
Kepulanganmu, menyesakkan
Duniaku tuk kembali berdetak
Terisak untuk tidak lagi memahami
Tapi, aku sadar betul kehadiranmu kini
Tak cukup membayar sisa luka yang kau titipkan
Meluangkan waktu untukmu amat menyesakkan
Mencari-cari keberadaanmu adalah waktu tersulitku
Lebih-lebih bagian terberatku adalah terus menunggumu
Bukankan takdirku hanya untuk melepaskanmu, Tuan?
Kini, hati sudah terlalu bosan
Tuk memaafkan dan tergores kembali
Wahai hati, semua takkan bisa terulang
Terlebih aku tidak se sabar itu, sayang
Jiwamu bukanlah jiwa yang ku tunggu
Jangan lakukan pada penghuni lainnya
Semarang, 02 Maret 2019
Fadillah Isnaeni Fathonah
Warga Kampoeng Sastra Soeket Teki