• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Kamis, 19 Mei 2022
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Jalan Bahagia, Kamu Tipe yang Mana Altruisme atau Egoisme?

Baik altruisme atau egoisme sebenarnya sama-sama mendapat pembenaran dari sejumlah aliran filsafat. Yang salah kemudian jika yang tak memilih untuk bahagia.

Mukhayatul Khoiroh by Mukhayatul Khoiroh
1 tahun ago
in Lifestyle
0
sumber ilustrasi: pexels.com

Dalam sebuah kehidupan kebahagian menjadi sesuatu yang didamba semua orang. Ia sering disebut sebagai tujuan hidup. Mungkin tidak ada dalam sejarah kehidupan manusia di manapun yang tak ingin merasakan kebahagiaan.

Nabi Muhammad SAW misalnya pernah menyebut bahwa umatnya yang paling beliau sukai adalah yang paling keras tertawanya dalam artian yang paling bahagia.

Namun, dalam Psikologi tolak ukur kebahagiaan seseorang tidak bisa diukur sama rata. Hal ini lantaran keinginan yang dapat membuat orang bahagia itu berbeda-beda. Contohnya si A akan merasa bahagia saat ia bisa kumpul bersama keluarga meski dalam keadaan susah maupun senang. Sementara si B akan merasa bahagia jika ia dapat mencapai ambisinya karir (pekerjaan) tanpa memperdulikan orang di sekitarnya.

Ada pribadi orang yang dapat merasa bahagia tanpa melibatkan orang lain dalam pencapiannya atau egoisme. Sikap ini mengukur setiap kepentingan pribadi (Self-Interest) dan mempertahankan pandangan baik buruknya harus dipertahankan dan harus diikuti orang lain.

Ada pula beberapa orang yang bersifat suka dan senang untuk memperdulikan kepentingan orang lain. Orang dengan tipe seperti ini hanya akan merasa bahagia jika ia melihat orang lain bahagia sifat ini disebut dengan Altruisme yang merupakan lawan dari sifat egoisme.

Baca juga

Menangkan Kejurda, Ulil akan Wakili UIN Walisongo ke Tingkat Nasional

5 Tips Berdamai dengan Overthinking

5 Cara Mindfulness agar Hidup Lebih Fokus

Tentang Altruisme, seorang pemikir asal Perancis Auguste Comte (1857) menyebut jika altruisme merupakan sifat hakiki yang dapat memelihara kerukanan masyarakat. Dari banyak ajaran agama yang menyatakan bahwa sifat ini dianggap sebagai kebijaksanaan yang mulia bahkan disebut “Etika Emas”.

Cara pandang ini kemudian banyak diangungkan sebagai orang yang bergerak di bidang sosial dan sejenisnya.

Jika melihat latar belakang dan fokus kajian Auguste Comte yang notabene seorang sosiolog, wajar kemudian dia berpendapat demikian. Namun dalam sebuah aliran filsafat yang lain, pandanagan tersebut kemudian di balik. Egoisme dianggap lebih mulia, lantaran untuk membahagiakan yang di luar diri, seseorang itu harus terlebih dahulu bahagia. Pandangan ini, biasaya dianut oleh aliran filsafat individualisme.

Jadi baik altruisme atau egoisme sebenarnya sama-sama mendapat pembenaran dari sejumlah aliran filsafat. Yang salah kemudian jika yang tak memilih untuk bahagia.

Penulis: Liviana Mukhayatul K

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: altruismeauguste comtebahagiaEgoismekebahagiaan
Previous Post

Menciptakan Tulisan yang Hidup dari Sebuah Karangan Fiksi

Next Post

Kampus dalam Belenggu Rekor

Mukhayatul Khoiroh

Mukhayatul Khoiroh

Liviana sedang singgah belajar Pendidikan Agama Islam di UIN Walisongo dan di Pesantren Riset Al Khawarizmi. Cita cita semoga setiap harapan bisa terkabulkan. Aminnnn.

Related Posts

Juara 1 Pencak Silat
Varia Kampus

Menangkan Kejurda, Ulil akan Wakili UIN Walisongo ke Tingkat Nasional

by Redaksi SKM Amanat
23 Maret 2022
0

...

Read more
Sumber: Pixabay.com

5 Tips Berdamai dengan Overthinking

14 Maret 2022
Ilustrasi meditasi dalam mindfulness agar tetap fokus mengerjakan tugas dan pekerjaan.

5 Cara Mindfulness agar Hidup Lebih Fokus

10 Maret 2022
ilustrasi: pixabay.com

Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Mendaftar Beasiswa

28 Februari 2022
Sumber foto: Canva

Lima Keuntungan yang Bisa Didapat dari Kebiasaan Menulis

24 Februari 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini

Terbaru! Inilah 40 Daftar Prodi dan Status Akreditasi UIN Walisongo 2022

12 Februari 2021

7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

6 Maret 2018
Suasana Mahad Walisongo yang berada di kampus 2 UIN Walisongo  Semaran (Doc. Amanat)

Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

12 Juli 2018

Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

6 Maret 2018
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2022 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend