
Amanat.id- Hafidz Ridlo, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang berhasil menjadi wisudawan terbaik FEBI pada wisuda periode Agustus 2020 dengan IPK 3,87.
Selain jalani kegiatan akademik di kelas, Hafidz juga cukup aktif di organisasi dengan menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi Syariah dan Tax Center FEBI.
“Sebenarnya saya suka berorganisasi, tapi karena keterbatasan waktu antara kuliah dan kerja, organisasi tidak saya jadikan prioritas,” ungkapnya.
Dalam meraih gelar sarjananya, Mahasiswa yang akrab disapa Hafidz itu harus menaklukan berbagai jalan terjal. Hidup menjadi perantau dari Madiun Jawa Timur, dan jauh dari orang tua membuat Hafidz harus mampu membiayai hidupnya sendiri.
“Saya lahir dari keluarga kurang mampu, dan saya sadar akan itu,” tutur Hafidz.
Walau pun keadaan ekonomi keluarga Hafidz kurang berkecukupan, Bahkan kata Hafidz, dalam memenuhi kebutuhan buku untuk kuliahnya pun Hafidz selama kuliah hanya mampu membeli buku 3 atau 4 kali. Namun semangat menuntut ilmunya tak pernah surut.
“Selama kuliah, kendala yang paling saya hadapi sih cuma masalah ekonomi. Bahkan untuk menghemat bajet selama kuliah, saya cuman beli buku 3 sampai 4 kali. Selebihnya saya pinjam di teman satu teman kontrakan saya,” tuturnya kepada Amanat.id.
Untuk memenuhi kebutuhan, lanjutnya, Hafidz sering mengambil kerja freelance dengan menjadi penjaga Warnet (Warung Internet), jualan bawang, dan ojek online.
“Untuk kebutuhan kuliah, saya pernah jadi penjaga warnet, jualan bawang di sekitar kos. Di tahun terakhir sebelum wisuda, saya jadi ojek online,” paparnya.
Semua itu tambahnya, dilakukan demi meringankan beban orang tuanya. Karena selama berkuliah ia memiliki prinsip tidak mau membebani finansial orang tua.
“Setelah saya memutuskan kuliah, saya berprinsip untuk tidak membebani orang tua dari segi finansial,” tutur Hafidz.
Bagi Hafidz, kebahagiaan orang tuanya lah yang menjadi motivasi Hafidz untuk bisa menjalankan perkuliahan dengan baik dan menjadi mahasiswa terbaik.
“Motivasi utama saya menjadi wisudawan terbaik adalah orangtua. Semuanya saya persembahkan untuk beliau, karena tanpa restu bapak ibu saya bukanlah siapa-siapa,” tutup Hafidz.
Reporter: Burhanuddin Robbany
Editor: Liviana