• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Senin, 21 Juli 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Interpretasi NU dan Muhammadiyah dalam Sebuah Roman

by Rima Dian Pramesti
6 tahun ago
in Rak
0
Buku Kambing dan Hujan (Dokumen Amanat)

Kambing dan Hujan. Dari judulnya, mungkin pembaca akan menyangka jika buku ini merupakan buku humor, lantaran mirip dengan dengan salah satu buku karya Raditya Dhika Kambing Jantan. Namun, setelah membuka lembar demi lembar, pembaca akan sadar, pembahasan tidak sebercanda itu.

Buku ini merupakan karya sastra Pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta pada 2014. Mahfud Ikhwan, penulis buku ini, secara apik menarasikan peliknya pertentangan dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yaitu Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam sebuah cerita roman.

Buku ini bercerita mengenai kisah cinta Mif dan Fauzia. Mif tumbuh dalam tradisi islam modern sedangkan Fauzia tumbuh dalam dalam tradisi islam tradisional, mereka berdua sama-sama anak tokoh pendiri NU dan Muhammadiyah di desa bernama Tegal Centong.

Fauzia dan Mif bertemu pertama kali di dalam bus menuju Surabaya. Meski masih satu desa, mereka tidak saling mengenal. Fauzia kuliah di Surabaya, dan Mif baru saja menyelesaikan kuliahnya di Yogyakarta. Singkat cerita, mereka saling mencintai dan memutuskan untuk menikah. Dari sinilah, perjalanan cinta yang panjang karena melibatkan banyak pihak serta bersinggungan dengan aspek kultural maupun keagamaan di masyarakat.

Alur cerita yang dipakai dalam buku ini campuran, sehingga latar waktu digambarkan pada tahun 60-an, saat sedang hebohnya pemberontakan Partai Komunis Indonesia, hingga 90-an.

Baca juga

Potret Dehumanisasi Sosial dari yang Menangis Sepanjang Hari

Belenggu Kematian dan Eksploitasi Seksual

Agama Teknologi: Antara Hasrat, Moral, dan Spiritual dalam Cyberspace

Yang menarik dalam kisah ini adalah cerita panjang persahabatan masa kecil, Iskandar (ayah Mif) dan Fauzan (ayah Fauzia), perbedaan guru dan cara mereka berkembang membuat keduanya terpisah. Lewat surat-surat kuno milik ayahnya, Fauzia dan Mif menemukan sekelumit rahasia yang pernah terjadi diantara kedua orang tuanya.
Perseteruan antara Mif dan Fuad (Kakak laki-laki Fauzia) membuat kisah cinta mereka berdua makin sulit. Karenanya, rencana gila seperti kawin lari sempat melintas di benak mereka.

Tidak hanya soal cinta, buku ini bercerita sejarah berdirinya dua masjid di Desa Centong, yaitu masjid utara yang pembaharu dan masjid selatan yang tradisionalis. Perdebatan mengenai persoalan ubudiyah sudah pasti terjadi.

Narasi panjang tersebut disajikan dengan sangat renyah. Penulis berhasil menyajikan jalan kisah cinta yang rumit.

Kisah perjuangan antara dua insan yang tidak hanya terbentur karena perbedaan pemahaman keagamaan tetapi juga tentang sejarah panjang dan luka hati yang tersimpan puluhan tahun antara kedua orang tuanya. Rumitnya lika-liku perbedaan tradisi yang ada di masyarakat saat ini, terutama mengenai perbedaan paham keagamaan yang belakangan menjadi permasalahan.

Penulis mengajak pembaca untuk menyikapi suatu hal, bahwa perbedaan itu tidak membuat yang satu benar,kemudian yang lain menjadi salah. Kambing dan Hujan, merupkan dua hal yang mustahil untuk dipertemukan.Kisah yang mengajakkita menyerapi lagi arti Bhineka Tunggal Ika yang belakangan ini mulai pudar. Karena perbedaan harus disikapi secara dewasa.

Judul Buku: Kambing dan Hujan, Sebuah Roman
Penulis: Mahfud Ikhwan
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Terbit: 2015
Tebal: vi + 374
Resentator: Rima Dian Pramesti

  • 1share
  • 0
  • 1
  • 0
  • 0
Tags: buku kambing dan hujanmahfud ikhwannu dan muhammadiyahresensi buku
Previous Post

Asmara yang Merenggut Kebebasan Wanita

Next Post

Apa Sih, Standar Seorang Mahasiswa Menyandang Predikat Semester Tua

Rima Dian Pramesti

Just a little girl, can't do anything. But drawing is my favourite. I'll draw smile on your heart.

Related Posts

Dehumanisasi sosial, Ada yang Menangis Sepanjang Hari, Cerpen Agus Noor, Resensi Cerpen Agus Noor, Kritik Sosial
Rak

Potret Dehumanisasi Sosial dari yang Menangis Sepanjang Hari

by Tegar Ezha Pratama
31 Januari 2025
0

...

Read moreDetails
Norwegian Wood, Kematian, Eksploitasi Seksual, Resensi Norwegian Wood, Haruki Murakami, Buku Haruki Murakami

Belenggu Kematian dan Eksploitasi Seksual

31 Desember 2024
Dunia yang Berlari, Agama Teknologi

Agama Teknologi: Antara Hasrat, Moral, dan Spiritual dalam Cyberspace

18 Mei 2023
Sekolah Dibubarkan Saja!

Paradoks Institusi Pendidikan

3 November 2022
Hijrah kalis

Fenomena “Hijrah” Narsistik vs Beragama secara Sederhana

13 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
kkn uin walisongo, kkn mit uin walisongo, uin walisongo, kkn 2025, kkn mit

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Keluhkan Adanya Kewajiban Katering dari Oknum Desa

12 Juli 2025
Prodi Baru UIN Walisongo, Prodi UIN Walisongo, UIN Walisongo, Prodi Baru, Pembukaan Prodi Baru

Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

21 Juni 2025
UIN Walisongo, KKN UIN Walisongo, KKN MIT, Mahasiswa KKN, KKN

UIN Walisongo Terjunkan 2.100 Mahasiswa KKN MIT ke-20 di 140 Kelurahan Kabupaten Semarang

16 Juli 2025
Konflik Iran-Israel, Perang Dunia 3, Dampak Perang Dunia, Perang Timur Tengah, Konflik Internasional

Nasib Indonesia dalam Konflik Iran-Israel dan Ancaman Perang Dunia 3

4 Juli 2025
Load More

Trending News

  • PBAK UIN Walisongo, Perubahan Jadwal PBAK, Tanggal PBAK, DEMA UIN Walisongo, UIN Walisongo

    Sempat Berganti Tanggal, PBAK UIN Walisongo 2025 Dipastikan Terlaksana Pertengahan Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketua SEMA UIN Walisongo Disebut Mengundurkan Diri dari Jabatannya, Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berikut Beberapa Respons Mahasiswa terhadap Pembukaan 3 Prodi Baru UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akibat Merger, Muncul Wacana Expo UKM-F Ditiadakan pada PBAK UIN Walisongo 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend