• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Advertorial
  • Kontak
Sabtu, 21 Juni 2025
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Ini Alasan Mengapa Wanita Lebih Sering Menangis

Annanda Annisa Al-fath by Annanda Annisa Al-fath
5 tahun ago
in Artikel
0

Baca juga

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

Sumber foto: popular-world.com

Menangis adalah respon fisik akibat dari refleks ataupun dari gejolak emosi yang dirasakan oleh seseorang. Bukan hanya sekedar pelampiasan perasaan, menangis juga merupakan reaksi tersentuhnya hati atas sebuah kejadian.

Biasanya menangis diidentikkan kepada wanita, karena wanita lebih dominan menggunakan perasaannya daripada logika. Mereka menganggap bahwa tangisannya itu dapat memperbaiki situasi yang dihadapi. Tidak hanya dalam situasi sedih, wanita juga sering menangis di suasana yang bahagia sekalipun.

Vingerhoets, penulis buku Why Only Humans Weep: Unravelling the Mysteries of Tears mengungkapkan bahwa rata-rata wanita menangis sebanyak 30 hingga 64 kali per tahun. Sedangkan untuk pria, rata-rata hanya menangis enam hingga 17 per tahunnya. Vingerhoets mengatakan, besar kemungkinan testosteron memengaruhi pria untuk tidak mempunyai keinginan menangis. Sedangkan pada wanita, tingkat hormon prolaktin yang tinggi disebut dapat memicu tangis.

Seperti dikutip dari The Guardian, pada saat hormon prolaktin meningkat wanita akan lebih sering menangis dari biasanya. Kesedihan yang dialami oleh wanita akan mengaktifkan sistem syaraf simpatik yang kemudian menimbulkan rasa gelisah. Namun kegelisahan tersebut akan cepat selesai ketika sistem parasimpatik dipicu. Saraf simpatik dan parasimpatik termasuk ke dalam sistem saraf tak sadar. Cara kerja saraf simpatik dan parasimpatik sangat penting untuk mengatur beberapa fungsi tubuh supaya tetap stabil.

Menangis juga dapat mengurangi ketegangan emosional yang dapat mempengaruhi proses berpikir wanita. Namun biasanya, air mata itu akan keluar setelah mengingat kejadian masa lalu. Studi juga menunjukkan bahwa perempuan merasa lebih baik ketika menangis dengan orang terdekat.

Dalam buku Why Women Cry disebutkan menangis adalah bentuk tanggapan langsung dari isi hati. Menangis bertujuan untuk mencuci mata karena kelenjar air mata mengeluarkan cairan ke dalam mata dan pembuluh air mata bertindak sebagai pengering untuk menghilangkannya melalui rongga hidung. Tangisan berfungsi untuk menghilangkan garam dan kotoran-kotoran lainnya dari mata. Air mata juga mengandung enzim yang disebut dengan Ilysozyme yang membunuh bakteri dan mencegah infeksi.

Selain itu, menangis juga dapat membantu mengurangi stres. Analisis kimia terhadap air mata mengungkapkan bahwa air mata karena stres, yaitu yang mengalir ke bawah pada pipi, mengandung berbagai protein dari bahan-bahan yang digunakan untuk membersihkan mata. Tubuh menggunakan fungsi ini untuk membersihkan racun-racun stres dari tubuh. Maka tidak heran bila wanita merasa lebih baik setelah menangis sepuasnya.

Kelenjar air mata pada wanita lebih aktif daripada kelenjar air mata pria, hal tersebut bisa saja dipengaruhi oleh emosional otak wanita. Pria yang terlihat menangis didepan umum, akan lebih terlihat lemah. Akan tetapi, bagi kaum wanita untuk memperlihatkan emosi kepada orang lain, khususnya kepada sesama wanita dinilai dan dilihat sebagai sebuah tanda ketulusan.

Penulis: Ananda Anisa Al Fath

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: alasan wanita menangisskm amanatwanitawanita menangis
Previous Post

Tips Menghindari Kebiasaan Tsundoku Buku

Next Post

Skincare dan Upaya Menemukan Kebenaran

Annanda Annisa Al-fath

Annanda Annisa Al-fath

Related Posts

Mencari Kebenaran, Pengetahuan Mitologi, Filosofi Esoteris, Freemasonry, Konspirasi Freemasonry
Esai

Mencari Kebenaran dalam Bongkahan Mitologi

by Moehammad Alfarizy
18 Juni 2025
0

...

Read more
Tren Stecu, Dampak Tren Stecu, Fenomena Stecu, Praktik Budaya Digital, Stecu

Pakaian Perempuan dan Kesenangan Laki-laki dalam Tren Stecu-Stecu

8 Juni 2025
Asupan Instastory, Fenomena Kesibukan Palsu, Fake Busy, Kesibukan Palsu Mahasiswa, Kesibukan Palsu

Kehidupan Setengah Hati demi Asupan Instastory

30 Mei 2025
Emosi Pria, Maskulinitas Pria, Budaya Patriarki, Standar Maskulinitas, Bias Gender

Realitas Semu Emosi Pria

13 Mei 2025
Multitasking, Risiko Multitasking, Dampak Buruk Multitasking, Mahasiswa Multitasking, Pengaruh Multitasking

Multitasking: Dalang di Balik Kerusakan Otak

5 Mei 2025

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
UIN Walisongo, Wisuda UIN Walisongo, Wisuda Periode Mei, Wisuda ke-96, Mutu Pendidikan

Gelar Wisuda Periode Mei, UIN Walisongo Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

25 Mei 2025
Festival Budaya Daerah, Orda UIN Walisongo, DEMA UIN Walisongo, DEMA-U, Sen Tari

Beberapa Orda UIN Walisongo Beri Apresiasi atas Diselenggarakannya Festival Budaya Daerah

28 Mei 2025
Beberapa orang terlihat sedang makan di Kantin Kampus 3 UIN Walisongo, Rabu (11/6/2025). (Amanat/Alfarizy).

Mahasiswa dan Penyewa Oultet Keluhkan Banyaknya Fasilitas Rusak di Kantin Kampus 3

12 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah, Sejarah Indonesia, Motif Penulisan Sejarah, Kontroversi Penulisan Sejarah, Badrul Munir Chair

Dosen Hermeneutika UIN Walisongo Duga Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Sarat akan Kepentingan

14 Juni 2025
Load More

Trending News

  • UIN Walisongo, Beasiswa UIN Walisongo, Bantuan Pendidikan, Beasiswa S1, Syarat Beasiswa

    UIN Walisongo Sediakan 9 Beasiswa dan Bantuan Pendidikan bagi Mahasiswa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terinspirasi Pemikiran Socrates, Antarkan Iffah Raih Predikat Wisudawan Terbaik FUHUM

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Informasi Kembalinya Sistem Parkir Berbayar di UIN Walisongo, Kabag Umum: Masih Wacana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • The Night Comes for Us: Banjir Darah Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Amanat.id

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Advertorial
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Ikuti Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid SKM Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin SKM Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2026 Amanat.id

Send this to a friend