Amanat.id- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar talkshow dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) program studi Tasawuf dan Psikoterapi ke-22 dengan mengusung tema “Man Ana, Who I Am, Siapa Aku?”.
Acara digelar di ruang teater gedung Islamic Development Bank (IsDB) Sosial dan Humaniora Kampus 3 UIN Walisongo, Semarang. Selasa (20/09/22).
Ketua HMJ Tasawuf dan Psikoterapi, Muhammad Insan Fajar menjelaskan alasan mengundang narasumber dari luar universitas guna memperluas wawasan.
“Narasumber dari luar membawa pemahaman yang berbeda sehingga memiliki konsep tasawuf yang khas. Memilih dua narasumber dengan latar belakang yang berbeda dapat memperluas wawasan dan menyeimbangkan ilmu yang didapat,” ucap Fajar.
Dalam tema yang diusung kali ini, pengasuh pondok pesantren (ponpes) Singosari RKKS Semarang M. Aniq Khairul Basyar menegaskan bahwa konsep ‘Man Ana’ bersifat universal.
“Sebenarnya konteks ‘man ana, who i am dan siapa diriku’ bersifat universal. Bersyukur itu dapat memahami secara konfrehensif unsur-unsur serta karakteristik dalam diri kita sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, pengasuh ponpes Darunnajah Purworejo, M. Mahbub Maulana memiliki pandangan lain tentang ‘man ana dan who I am’. Menurutnya, konsep tersebut berkaitan dengan rasa syukur dalam menjalani kehidupan.
“Ketika kita sudah mengenal diri sendiri, maka kita akan lebih nyaman dan bahagia dalam menjalani hidup. Sehingga kita dapat menyesuaikan situasi dan kondisi dalam hal apapun sampai menimbulkan rasa syukur,” ujar Mahbub.
Lebih lanjut, Mahbub menjelaskan bahwa untuk mengenali karakteristik diri sendiri perlu adanya perubahan pola pikir dan sikap.
“Dalam proses mengenali jati diri harus mengubah sikap dan pola pikir. Mencari jati diri juga tidak cukup dengan waktu yang singkat. Maka dari itu, kita butuh pembimbing dalam situasi tersebut,” sambungnya.
Reporter: Fahita S. (Cakruma 2022)
Editor: Salsabila