Skmamanat.com – Pusat Pengkajian Islam dan Budaya Jawa (PPIBJ) adakan diskusi dalam rangka Salepanan Anggoro Manis juga membahas tentang Seni, Budaya, dan Spiritualitas Nusantara pada Selasa (27/3/2018).
Bertempat di Ruang Walisongo Halal Research Center (WHRC) Kampus I UIN Walisongo, Abdullah Ibn Thalhah menjelaskan bahwa Nusantara sudah memiliki 10 kebudayaan sebelum Hindu berpengaruh di Indonesia, seperti batik, gamelan, pertanian, kosmologi, dan bahari atau teknologi maritim.
“Para antropolog kagum dengan kebudayaan tersebut,” katanya.
Abdullah juga menceritakan bahwa Khalifah Umayyah pertama mengagumi kebudayaan Helenic yang dikembangkan oleh Aristoteles dan Alexander, kemudian dibangun Masjid Umayyah yang megah oleh orang Yunani. Sejak saat itu, Islam mengenal arsitektur tersebut.
“Salah satu simbol peradaban waktu itu yaitu arsitektur kubah,” tuturnya.
Abdullah juga memaparkan bahwa Borobudur mengaplikasikan arsitektur dari pengaruh Yunani, Byzantium. Itulah bukti bahwa candi itu merupakan jejak pengaruh Helenic, kebudayaan kosmopolitan pertama.
“Sebenarnya, Borobudur dan Prambanan menggunakan arsitektur kubah seperti masjid, hanya saja terbuat dari batu, kalau Borobudur didesain horizontal, sedangkan Prambanan didesain secara vertikal dengan tumpukan kubah,” ujar Dosen Pendidikan Seni UIN Walisongo itu.
Dikatakan agama besar pasti memiliki kekayaan budaya, dan biasanya pusat kebudayaan yang bisa dilihat adalah simbol. Maka, ketika ingin menguasai suatu peradaban haruslah memahami simbol-simbol di dalamnya.
“Orang Jawa itu sangat pandai membuat simbol, tapi terkadang terjadi salah paham dalam mengartikannya,” Jelas Abdullah.
Selain Abdullah Ibn Thalhah, diskusi tersebut juga menghadirkan pembicara Akhwan Fanani, dan Ubaidillah Achmad.
Reporter: Atikah. N. A. F
Editor: Iqbal Syukri