Amanat.id- Workshop STEM yang bertemakan “Peran Pendidikan Pada Revolusi Industri 4.0” sukses digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisika UIN Walisongo Semarang di Aula gedung Q kampus II pada sabtu (26/10/2019).
Acara ini merupakan bagian dari serangkaian acara Pekan Ilmiyah Sains Islam Nasional IV (PISIN IV).
STEM merupakan singkatan dari sebuah pendekatan pembelajaran interdisiplin antara Science, Technology, Engineering and Mathematics.
STEM sendiri adalah sebuah pendekatan belajar yang menuntut peserta didiknya dapat menggabungkan keterampilan dan pengetahuan secara bersamaan.
Kepala Jurusan Fisika sekaligus Pemateri pertama, Joko Budi Poernomo menegaskan bahwa pembelajaran STEM menjadi penting di abad 21, karena kita semua sedang berada di era Smart Technologi.
“Agar dapat bersaing di era revolusi industri 4.0, kita dituntut untuk lebih smart dari teknologi. Karenanya, perlu pendidikan yang dapat mewujudkan hal itu” jelasnya.
Budi juga menambahkan bahwa pembelajaran STEM mengedepankan kemampuan 4C dalam pembelajarannya, yaitu colaborative, critical thinking, communication,creative.
“Karena itulah STEM dapat dijadikan sebagai solusi yang tepat untuk menghadapi perkembangan teknologi,” tandasnya.
Budi juga menambahkan bahwa pembelajaran STEM sangat relevan jika dipadukan dengan model pembelajaran yang di usung dalam Kurikulum K13.
Pemateri kedua, Susilawati juga mengatakan bahwa STEM adalah solusi untuk mengintegrasikan ilmu-ilmu dalam satu materi pelajaran.
“Bukan hanya indonesia. Beberapa negara maju seperti Amerika dan Jepang sudah menerapkan pembelajaran STEM dalam pendidikannya. Bahkan di Korea, pembelajaran STEM tidak hanya Science, Technologi, Enginering, dan matematika. Tetapi juga Art atau Seni sehingga menjadi STEAM” ungkapnya.
Susi juga mengatakan bahwa STEM merupakan cara atau perwujudan dari penerapan K13. STEM juga dapat dijadikan sebagai bekal untuk para pelajar dalam menghadapi era 4.0 di abad 21 ini.
“STEM bertujuan untuk membekali anak-anak agar bisa survive setelah lulus nanti” ujarnya.
Reporter: Yesi Zuana Kholida