Amanat.id- UKM Majelis Bahasa (Masa) Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) menggelar First Gathering di gedung B Kampus III UIN Walisongo yang dihadiri lebih dari seratus peserta dari mahasiswa FPK, Sabtu (23/3/2019).
Ketua panitia Faiqotur Rokhmah menuturkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali Masa yang telah lama fakum dan menstimulus para anggota agar aktif kembali.
“Dalam acara ini sebenarnya untuk menarik minat anggota agar bisa aktif lagi,” ujarnya.
Talkshow yang bertajuk “Fenomena Tiga Bahasa di UIN Walisongo Menjadi Keunggulan di Era Milenial” itu menghadirkan Muhammad Saiful Mujab lulusan Program Magister di Vrije Universitiet Amsterdam. Selain itu, ketua Walisongo English Club Salsabila Rasuna Hawa juga hadir sebagai pembicara.
Menurut Mujab, belajar bahasa Inggris bisa dimulai dengan membandingkan dengan bahasa Arab. Sebab, awalnya Mujab mengaku dirinya lebih dulu menguasai bahas Arab kemudian merambah ke bahasa Inggris.
“Caranya ya bandingkan saja, anatara bahasa Arab dengan bahasa Inggris. Misalnya athof dengan conjunction. Artinya, ketika suatu kalimat terdiri dari noun dan conjunction maka dipasangkan juga dengan noun. Karena aturan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebenarya sama,” katanya.
Lebih lanjut Mujab menjelaskan, belajar bahasa tidak ada yang instan. Karena menyerap ilmu dari mata dan telinga jadi menerapkannya pelan-pelan.
“Prosesnya lama, tidak seperti membalikan telapak tangan. Biasanya saya belajar dengan menamai benda-benda sekitar dengan bahasa Inggris, misalnya dinding saya namai wall,” tambahnya.
Mujab juga membagikan beberapa tips untuk menguasai bahasa Inggris yaitu dengan belajar dan mempraktikannya. Tahap kedua bisa mengikuti komunitas atau majelis bahasa. Sebab, melalui sebuah komunitas bisa mendapatkan feedback atau komunikasi dua arah. Tahap ketiga dengan menemukan partner yang tepat untuk mendapatkan motivasi. Kemudian tahap terakhir dengan beristikomah.
Sementara itu, Salsa juga memberikan tips. Menurutnya, minat merupakan kunci utama untuk menguasai bahasa karena belajar apapun tanpa adanya minat akan sulit. Namun sebaliknya, jika sudah memiliki minat maka apapun itu akan dilakukan. Tahap kedua yaitu bisa dengan membuat caption berbahasa Inggris. Tahap ketiga dengan mendengarkan lagu bahasa Inggris. Tahap keempat dengan membaca berita berbahasa Inggris seperti BBC, CCN, Jakarta Post dan masih banayak lagi. Selanjutnya tahap terakhir dengan mengikuti even komunitas yang ada native speaker-nya.
“Saya rasa harus memiliki minat terlebih dahulu sih, soalnya belajar apapun kalau sudah punya minat ya pasti dilakukin. Challenge apapun bisa ditrobos,” kata Salsa.
Kemudian dalam sesi tanya jawab, ada pertanyaan menyoal sindiran ketika menggunakan bahasa Inggris. Menanggapi hal tersebut Mujab dan Salsa memiliki jawaban yang berbeda.
Menurut Mujab, yang penting bisa menempatakan diri dan praktik sewajarnya saja.
“Pasti ada saja yang nyinyir. Nah kita menyikapinya dengan sabar dan ikhlas. Satu lagi, yang terpenting sih kita harus bisa menempatkan diri, di mana harus ngomong dan praktik sewajarnya saja. Artinya, jangan sok keminggris,” katanya sambil tertawa.
Sedangkan menurut Salsa, untuk menyikapi masalah tersebut harus mencari atmosfer yang mendukung.
“Kalau ada yang julid, saya rasa cara terbaik adalah dengan mencari atmosphere untuk mendukung kita dalam belajar bahasa Inggris ,” tutup Salsa.
Reporter: Vina U.
Editor: Afifah K.